Mengapa Islam Sangat Menekankan Kebersihan Diri? Ini Penjelasannya!

Islam adalah agama yang menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia, dari hal-hal besar seperti sistem keadilan dan ibadah, hingga perkara-perkara yang tampak sederhana namun sangat mendasar, seperti menjaga kebersihan diri. Dalam pandangan Islam, kebersihan bukanlah sekadar perkara fisik semata, melainkan bagian dari dimensi spiritual yang sangat erat kaitannya dengan keimanan seseorang. Itulah mengapa Rasulullah ﷺ menegaskan bahwa “kebersihan adalah sebagian dari iman,” bukan sekadar anjuran budaya atau kebiasaan sehat.

 

Sejak bangun tidur hingga menjelang tidur kembali, Islam telah mengatur dan membimbing umatnya dengan berbagai adab dan amalan yang menunjukkan betapa pentingnya hidup bersih. Umat Islam diajarkan untuk berwudhu sebelum shalat, mandi setelah junub, membersihkan pakaian dari najis, hingga menjaga kebersihan lingkungan sekitar. Bahkan, tindakan sesederhana menyingkirkan duri di jalan pun disebut sebagai bentuk sedekah.

 

Di tengah zaman modern dengan berbagai isu kesehatan, polusi, dan kerusakan lingkungan, pesan Islam tentang kebersihan terasa semakin relevan dan menyentuh. Lebih dari sekadar menjaga tubuh tetap sehat, ajaran Islam mengajarkan bahwa kebersihan diri mencerminkan kesadaran seorang hamba terhadap Tuhannya, terhadap sesama, dan terhadap dirinya sendiri. Artikel ini akan mengupas secara lengkap alasan mengapa Islam sangat menekankan kebersihan diri, baik dari sisi dalil syar’i, hikmah praktis, hingga teladan dari Rasulullah ﷺ.

 

1. Kebersihan Adalah Cerminan Iman

Islam memulai pembicaraan tentang kebersihan bukan dari aspek medis, tetapi dari aspek spiritual. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Kebersihan adalah bagian dari iman.” (HR. Muslim)

Hadis ini tidak hanya menunjukkan pentingnya bersih, tetapi menjadikan kebersihan sebagai indikator sejauh mana seseorang menjaga imannya. Seorang Muslim sejati tidak akan membiarkan tubuh, pakaian, atau rumahnya dalam keadaan kotor, karena ia tahu kebersihan adalah ibadah dan bentuk ketaatan.

 

2. Wudhu: Simbol Kesucian Jasmani dan Rohani

Shalat, ibadah terpenting dalam Islam, tidak bisa dilakukan tanpa bersuci terlebih dahulu. Wudhu bukan sekadar membasuh anggota tubuh, tapi juga menyucikan diri dari dosa kecil.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Jika seorang Muslim berwudhu dan membasuh wajahnya, maka setiap dosa yang dilakukan oleh wajahnya akan keluar bersama air wudhu itu…” (HR. Muslim)

Bayangkan, lima kali sehari seorang Muslim diwajibkan membersihkan wajah, tangan, kepala, dan kaki. Ini menunjukkan bahwa kebersihan bukan rutinitas biasa, tapi pengantar menuju kesucian hati dan tubuh secara bersamaan.

 

3. Islam Mengatur Kebersihan Secara Detail

Islam bukan hanya memberi perintah umum untuk bersih, tetapi juga merinci bagaimana caranya. Mulai dari mandi besar setelah junub, mencuci pakaian yang terkena najis, hingga potong kuku dan cukur rambut. Semua ini disebut dalam sunnah Rasulullah ﷺ sebagai bagian dari fitrah manusia.

Dalam hadis disebutkan:

“Lima hal termasuk fitrah: khitan, mencukur bulu kemaluan, mencabut bulu ketiak, memotong kuku, dan memendekkan kumis.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal ini menunjukkan bahwa Islam ingin umatnya hidup dalam keadaan terawat, terjaga, dan suci.

 

4. Menjaga Kebersihan Pakaian dan Tempat Ibadah

Pakaian yang dikenakan untuk shalat harus suci, bebas dari najis, dan bersih. Allah SWT berfirman:

“Dan pakaianmu bersihkanlah.” (QS. Al-Muddatsir: 4)

Begitu juga masjid sebagai rumah Allah harus dijaga kesuciannya. Rasulullah ﷺ sendiri sering memerintahkan agar masjid dibersihkan dan diberi wangi-wangian. Ini semua menunjukkan bahwa tempat ibadah pun tidak bisa dipisahkan dari konsep kebersihan.

 

5. Lingkungan Bersih, Tanda Kepedulian Sosial

Islam juga mendorong kebersihan lingkungan. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, membersihkan kotoran, atau tidak meludah sembarangan ternyata termasuk ibadah. Bahkan, dilarang keras buang air di tempat umum yang dapat mengganggu orang lain. Semua ini menunjukkan bahwa kebersihan bukan hanya untuk diri sendiri, tapi juga bentuk kasih sayang kepada sesama.

 

6. Nabi Muhammad ﷺ: Teladan dalam Kebersihan

Nabi Muhammad ﷺ adalah sosok yang sangat memperhatikan kebersihan. Beliau selalu menjaga kebersihan tubuh, memakai siwak untuk menjaga mulutnya tetap segar, menyisir rambut, bahkan menyukai wewangian.

Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan:

“Rasulullah sangat menjaga kebersihan. Beliau biasa memakai siwak, menyisir rambutnya, dan berwangi-wangian.” (HR. Tirmidzi)

Ini menunjukkan bahwa akhlak mulia Nabi tidak hanya terlihat dalam ucapan dan tindakan, tetapi juga dalam penampilan dan kebersihan dirinya.

 

7. Kebersihan Berdampak Dunia dan Akhirat

Dari sisi duniawi, kebersihan menjauhkan kita dari penyakit, menumbuhkan rasa percaya diri, dan membuat orang lain nyaman berinteraksi. Dari sisi ukhrawi, kebersihan adalah bagian dari amal yang dicintai Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah memuji orang-orang yang mencintai kesucian:

“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Bayangkan, hanya dengan menjaga kebersihan, kita bisa mendapatkan cinta dari Allah. Inilah keutamaan yang luar biasa.

 

Bersih Itu Bagian dari Jalan Menuju Surga

Islam tidak memisahkan antara yang lahir dan batin. Kebersihan bukan hanya urusan fisik, tetapi bagian dari spiritualitas dan bentuk nyata dari keimanan. Islam mengajarkan bahwa hidup bersih itu bukan hanya sehat, tapi juga berpahala.

 

Ketika seorang Muslim menjaga kebersihan tubuh, pakaian, rumah, dan lingkungannya, itu adalah tanda bahwa ia menghormati karunia Allah, mencintai sesama, dan menapaki jalan menuju surga dengan kesucian lahir dan batin.

 

Jadi, mengapa Islam sangat menekankan kebersihan diri? Karena kebersihan adalah jembatan antara iman dan amal, antara dunia dan akhirat.