Saat Dunia Tak Lagi Ramah, Allah Satu-Satunya Rumah

Dunia yang Berubah, Hati yang Terluka

Dunia ini terus berputar, berubah seiring waktu. Terkadang ia menghadiahkan senyum, namun tak jarang juga menyuguhkan luka. Dalam satu waktu kita bisa berada di puncak, dikelilingi oleh pujian dan perhatian. Di waktu yang lain, kita bisa terjatuh, ditinggalkan, disalahpahami, bahkan dilupakan oleh orang-orang yang dulu berkata, “Aku ada untukmu.”

 

Saat dunia tak lagi ramah—ketika masalah datang bertubi-tubi, sahabat berpaling, keluarga menjauh, dan segala upaya terasa sia-sia—di mana tempat kita pulang? Di mana tempat berlindung ketika semua pintu dunia seakan tertutup?

 

Di sinilah kita sadar, bahwa satu-satunya tempat kembali, satu-satunya rumah sejati, adalah Allah.

 

1. Dunia Bukan Tempat Tinggal, Hanya Tempat Singgah

Allah tidak menciptakan dunia ini sebagai tempat tinggal abadi. Ia hanyalah tempat persinggahan, tempat ujian. Dunia akan menguji kita dengan kebahagiaan dan kesedihan, dengan kelapangan dan kesempitan.

Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan dan saling berbangga di antara kalian serta berlomba-lomba dalam kekayaan dan anak-anak…” (QS. Al-Hadid: 20)

Dunia tidak bisa menjanjikan ketenangan sejati. Ketika kita berharap pada makhluk, kita sedang menggantungkan hati pada yang fana. Dan karena fana, maka kecewa adalah keniscayaan.

 

2. Allah Tak Pernah Menutup Pintu-Nya

Berbeda dengan dunia yang sering menolak dan mengabaikan, Allah selalu membuka pintu-Nya bagi hamba yang ingin kembali. Bahkan ketika semua orang meninggalkan, Allah tetap hadir. Bahkan ketika kita merasa tak layak pun, Dia tetap Maha Menerima.

Dan Tuhanmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu…” (QS. Ghafir: 60)

Allah tak menunggu kita sempurna untuk mendekat. Dia justru lebih dekat dari urat leher kita. Saat hati penuh sesak, saat air mata mengalir tanpa suara, Allah tahu. Dia dengar setiap doa yang bahkan tak terucap.

 

3. Hanya Allah yang Tahu Luka yang Tak Terlihat

Sering kali, luka yang paling dalam tak bisa diceritakan. Bahkan kepada orang terdekat pun kita tak sanggup berkata. Dunia tak peka pada luka-luka itu. Tapi Allah… Dia tahu segalanya.

 

Ibnu Qayyim rahimahullah berkata:

Jika engkau merasa sempit dalam hidupmu, maka ingatlah bahwa tempat kembali adalah kepada-Nya. Tak ada tempat paling aman kecuali di sisi-Nya.”

Dalam sujud yang panjang, dalam munajat yang lirih, kita bisa menangis tanpa malu. Kita bisa mengeluh tanpa takut dihakimi. Sebab Allah tidak pernah bosan mendengar. Dia mencintai hamba-Nya yang kembali, seberapapun besar dosanya.

 

4. Allah, Rumah yang Paling Nyaman

Rumah bukan sekadar tempat tinggal, tapi tempat di mana hati merasa aman dan diterima. Di dunia ini, tidak ada rumah yang sepenuhnya aman. Bahkan rumah kita sendiri bisa jadi sumber luka. Tapi ketika hati menetap kepada Allah, maka itulah rumah yang sejati.

 

Ketika hati bergantung kepada-Nya, dunia yang kejam tak lagi menakutkan. Kita tahu bahwa apapun yang terjadi adalah bagian dari rencana-Nya. Kita percaya bahwa segala luka pun bisa menjadi jalan menuju cinta-Nya.

Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.” (QS. Ali Imran: 173)

 

5. Kembali Pulang, Sebelum Terlambat

Kita sering lupa pulang. Kita terlalu sibuk mengejar dunia, hingga Allah kita lupakan. Kita mencari pengakuan dari manusia, padahal ridha Allah jauh lebih penting. Tapi tak pernah ada kata terlambat. Selama hayat masih di kandung badan, pintu taubat masih terbuka lebar.

 

Mari kembali pulang. Mari bangun kembali hubungan dengan Allah. Bukan hanya ketika dunia tak lagi ramah, tapi bahkan ketika dunia sedang bersahabat, agar saat badai datang lagi, kita tak kehilangan arah.

 

Temukan Damai dalam Dekap-Nya

Dunia ini memang tidak sempurna. Akan selalu ada luka, kehilangan, dan duka. Tapi ada satu hal yang pasti: Allah tidak akan mengecewakan hamba yang menggantungkan harap hanya kepada-Nya.

 

Saat dunia tak lagi ramah, Allah adalah satu-satunya Rumah. Pulanglah. Tenangkan hatimu dalam pelukan kasih-Nya. Dan kamu akan temukan: damai yang tak bisa diberikan oleh dunia manapun.

Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu kembali.” (QS. Al-‘Alaq: 8)