Tangerang Selatan, 19 Agustus 2025 – Semangat solidaritas untuk Palestina kembali menggema. Indonesia Global Peace Convoy (IGPC) yang tergabung dalam jaringan internasional Global Sumud Flotilla menggelar konsolidasi penting pada 19 Agustus 2025. Pertemuan ini menandai langkah besar dalam persiapan misi kemanusiaan lintas negara untuk Gaza, sebuah gerakan yang bukan hanya simbolis, tetapi juga menghadirkan wujud nyata kepedulian dunia kepada rakyat Palestina yang hingga kini masih hidup dalam bayang-bayang blokade dan penderitaan.
Misi Kemanusiaan Melalui Jalur Laut
Global Sumud Flotilla merupakan sebuah inisiatif yang menyatukan NGO dari berbagai belahan dunia dengan tujuan utama mengirimkan armada kapal kemanusiaan ke Gaza melalui jalur laut. Cara ini dipilih bukan tanpa alasan, karena blokade darat maupun udara seringkali menyulitkan masuknya bantuan kemanusiaan ke wilayah Palestina. Armada kapal ini diharapkan menjadi simbol keteguhan, keberanian, dan kesatuan hati dunia dalam membela kemanusiaan.
Hingga saat ini, data sementara menunjukkan 20 kapal telah siap berangkat, terdiri dari 15 kapal dari Malaysia dan 5 kapal dari Indonesia. Setiap kapal tidak hanya berisi aktivis kemanusiaan dan influencer internasional, tetapi juga membawa logistik penting yang sangat dibutuhkan masyarakat Gaza.
Pelepasan Armada dan Titik Persinggahan
Rencana keberangkatan perdana akan dilakukan pada 23–24 Agustus 2025 di Malaysia, dengan seremoni pelepasan yang akan dihadiri langsung oleh Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Kehadiran pemimpin negara dalam agenda ini menjadi bukti nyata dukungan politik dan moral dari level tertinggi pemerintahan terhadap perjuangan kemanusiaan global untuk Palestina.
Perjalanan panjang flotilla ini akan melalui beberapa pelabuhan internasional penting, di antaranya Barcelona (Spanyol) dan Tunisia. Di titik-titik tersebut, para peserta misi tidak hanya melakukan pengisian logistik tambahan, tetapi juga mengikuti pembekalan teknis lapangan. Pembekalan ini dipandang penting untuk mempersiapkan tim menghadapi berbagai kemungkinan, mulai dari kondisi cuaca ekstrem hingga potensi intervensi di tengah laut.
Agenda besar lainnya adalah pada 5 September 2025, seluruh armada dijadwalkan berkumpul di Laut Mediterania. Momentum ini akan menjadi puncak persatuan NGO dunia, ketika kapal-kapal dari berbagai negara berlayar bersama menuju jalur yang sama: menyampaikan pesan kemanusiaan untuk Gaza.
Kontribusi Indonesia dalam Flotilla
Indonesia memiliki peran khusus dalam misi ini melalui IGPC. Salah satu pencapaian besar adalah keberhasilan membangun kapal dengan kapasitas 20 orang, bekerja sama dengan mitra strategis. Setiap kapal dibangun dengan biaya sekitar Rp1,6 miliar.
Partisipasi masyarakat Indonesia dalam gerakan ini juga patut diapresiasi. Beberapa NGO dan komunitas telah menyatakan dukungannya, baik secara moral maupun finansial. Salah satu yang tercatat adalah Langkah Amanah, yang memberikan kontribusi dana sebesar Rp400 juta untuk mendukung pengadaan kapal tersebut. Dukungan ini menunjukkan bahwa semangat solidaritas Palestina tidak hanya hadir di level global, tetapi juga mengakar kuat di hati masyarakat Indonesia.
Kapal sebagai Simbol Harapan
Armada yang diberangkatkan dalam misi flotilla ini tidak semata-mata sekadar alat transportasi. Setiap kapal adalah simbol harapan, keberanian, dan cinta kemanusiaan. Kehadiran aktivis, tokoh masyarakat, dan influencer di dalamnya akan menjadi media suara yang lebih lantang untuk menyuarakan penderitaan Gaza ke dunia internasional.
Di sisi lain, kehadiran logistik di dalam kapal juga menjadi bukti bahwa aksi ini bukan hanya simbolik. Bantuan nyata berupa kebutuhan dasar, obat-obatan, hingga perlengkapan lainnya akan dibawa langsung untuk membantu meringankan beban masyarakat Gaza yang selama bertahun-tahun hidup dalam kondisi terisolasi.
Solidaritas Dunia untuk Palestina
Misi besar ini bukan sekadar perjalanan fisik melintasi samudera, melainkan perjalanan nurani umat manusia. Dari Asia Tenggara hingga Eropa, dari Malaysia hingga Tunisia, setiap langkah yang ditempuh oleh armada flotilla adalah bentuk nyata bahwa dunia masih peduli.
Keikutsertaan NGO dari berbagai negara memperlihatkan bahwa isu Palestina bukan lagi hanya isu kawasan, tetapi telah menjadi isu global yang menyentuh hati setiap insan yang mencintai keadilan. Konsolidasi yang dilakukan pada 19 Agustus ini menegaskan kembali komitmen bersama bahwa misi flotilla bukan akhir, melainkan awal dari gerakan panjang yang akan terus berlanjut sampai Palestina mendapatkan hak-haknya.
Kapal-kapal ini akan berlayar membawa pesan bahwa kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan adalah hak setiap bangsa, termasuk Palestina. Dengan dukungan masyarakat internasional, NGO, dan pemerintah, diharapkan Global Sumud Flotilla dapat menjadi tonggak sejarah baru dalam perjuangan kemanusiaan.
Seperti yang tercermin dalam konsolidasi ini, Indonesia melalui IGPC telah mengambil peran penting dalam sejarah solidaritas dunia. Harapan besar menyertai perjalanan ini: semoga Gaza segera merasakan kemerdekaan, dan semoga setiap tetes perjuangan menjadi saksi bahwa dunia tidak pernah meninggalkan mereka sendirian.