Ketika Manusia Membatasi, Allah Selalu Membuka Jalan Tanpa Batas

Ada saat-saat dalam hidup ketika kita merasa terkekang oleh penilaian orang lain. Mereka menilai kita lemah, tak berdaya, terbatas, bahkan tak mampu melangkah lebih jauh dari apa yang terlihat di depan mata mereka. Padahal, manusia hanya mampu melihat sebatas mata lahiriah, sementara Allah menatap jauh ke dalam hati hamba-Nya.

 

Berapa banyak orang yang awalnya dianggap tak punya masa depan, namun Allah justru mengangkat derajatnya? Berapa banyak doa yang diremehkan oleh manusia, namun Allah menjadikannya kenyataan dengan cara yang tak pernah terbayangkan? Maka benar adanya, ketika manusia memvonis kita dengan keterbatasan, saat itu pula kita punya alasan kuat untuk bersandar hanya kepada Allah yang tak mengenal batas dalam kasih sayang dan pemberian.

 

Allah berfirman:

Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluannya).” (QS. At-Talaq: 2-3)

Ayat ini mengajarkan bahwa keterbatasan manusia bukanlah akhir. Justru dari keterbatasan itulah Allah ingin menunjukkan bahwa Dialah satu-satunya yang tak terbatas. Saat orang lain berkata, “Kamu tidak bisa,” Allah mampu berkata, “Kamu bisa, jika Aku berkehendak.”

 

Namun, sering kali kita tergesa ingin melihat jawaban doa dalam bentuk yang kita harapkan. Padahal, Allah bisa jadi sedang menunda, bukan menolak. Penundaan itu terkadang merupakan proses pemurnian, agar hati kita semakin tulus dan doa kita semakin khusyuk. Saat kita berdoa, “Ya Allah, jika belum Kau kabulkan, maka tunjukkan padaku dengan cara apa lagi aku harus meminta,” itu adalah bentuk kepasrahan total. Kita bukan lagi sekadar meminta sesuatu, tapi juga meminta bimbingan dalam cara meminta.

 

Itu artinya, doa kita bukan hanya permintaan, tetapi juga perjalanan. Sebuah perjalanan yang membuat kita belajar rendah hati, sabar, dan terus mendekat pada Allah. Karena boleh jadi, yang Allah inginkan bukan hanya terkabulnya doa, tetapi terbangunnya hubungan yang lebih dalam antara kita dan Dia.

 

Maka jangan pernah berhenti berharap. Jangan pernah menyerah pada doa. Sebab, di balik doa yang belum terkabul, ada kesempatan untuk lebih lama berbincang dengan Sang Maha Mendengar.

 

Ketika manusia membatasi kita dengan vonis, yakinlah bahwa Allah sedang menyiapkan jalan yang tak terbatas. Teruslah berdoa, teruslah meminta, bahkan teruslah bertanya kepada Allah bagaimana cara terbaik untuk meminta. Karena sesungguhnya, tidak ada doa yang sia-sia di sisi-Nya. Ia hanya menunda untuk memperindah, atau mengganti dengan sesuatu yang jauh lebih baik.