Kebesaran Allah di Langit Malam dan Tuntunan Sholat Gerhana

Langit malam selalu menyimpan keindahan dan rahasia. Di antara fenomena langit yang paling memukau sekaligus penuh makna adalah gerhana bulan total. Peristiwa ini terjadi ketika bumi berada tepat di antara matahari dan bulan, sehingga bayangan bumi menutupi bulan sepenuhnya. Cahaya bulan yang biasanya terang benderang, perlahan redup, lalu berubah warna menjadi merah tembaga yang misterius.

 

Bagi ilmuwan, gerhana bulan adalah fenomena astronomi yang bisa dihitung waktunya dengan akurat. Namun, bagi seorang mukmin, peristiwa ini bukan sekadar tontonan langit. Gerhana adalah tanda kebesaran Allah, pengingat bagi manusia bahwa seluruh alam semesta tunduk pada perintah-Nya.

 

Rasulullah ﷺ bersabda:

Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kebesaran Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau karena kehidupannya. Maka apabila kalian melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, dirikanlah shalat, dan bersedekahlah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menegaskan bahwa gerhana bukanlah pertanda musibah tertentu atau kematian seseorang, sebagaimana keyakinan jahiliyah dahulu. Melainkan, ia adalah tanda kebesaran Allah yang seharusnya membuat kita semakin tunduk, berzikir, dan mendekat kepada-Nya.

 

Makna Spiritual Gerhana Bulan

Gerhana bulan total mengingatkan kita betapa kecilnya manusia di hadapan kebesaran Allah. Bulan yang begitu jauh bisa tertutup hanya karena bumi melintas di jalurnya. Begitulah Allah mengatur perjalanan benda-benda langit dengan ketelitian yang sempurna.

 

Firman Allah:

Dan sebagian dari tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari dan janganlah (pula) kepada bulan, tetapi sujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah.” (QS. Fussilat: 37)

Gerhana mengingatkan bahwa dunia ini fana. Cahaya bulan yang indah bisa lenyap seketika, sama seperti kehidupan manusia yang bisa berakhir tanpa diduga. Karena itu, ketika gerhana terjadi, Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya menonton, tetapi mendirikan sholat gerhana sebagai bentuk kepatuhan dan dzikir.

 

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Sholat gerhana, baik gerhana bulan (khusuf) maupun gerhana matahari (kusuf), hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Ia dilakukan secara berjamaah di masjid, namun boleh juga dilakukan sendirian.

 

Berikut tata caranya:

1. Niat sholat gerhana

Niat di dalam hati, misalnya:

“Ushalli sunnatal khusufi rak‘ataini lillahi ta‘ala” (Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah Ta‘ala).

 

2. Jumlah rakaat

Sholat gerhana dilakukan dua rakaat, tetapi berbeda dengan sholat sunnah biasa.

 

Setiap rakaat dilakukan dengan dua kali ruku’ dan dua kali qiyam (berdiri).

 

3. Tata cara per rakaat

  • Takbiratul ihram, membaca doa iftitah, lalu membaca Al-Fatihah dan surat panjang (disunnahkan membaca surat panjang seperti Al-Baqarah atau An-Nisa’ jika mampu).
  • Ruku’ pertama (panjang), kemudian bangkit (i‘tidal).
  • Membaca Al-Fatihah lagi, dilanjutkan surat panjang yang agak lebih pendek dari sebelumnya.
  • Ruku’ kedua (lebih pendek dari ruku’ pertama), lalu bangkit lagi.
  • Sujud dua kali seperti biasa.

 

4. Rakaat kedua

Dilakukan dengan cara yang sama seperti rakaat pertama (dua kali qiyam, dua kali ruku’, dan dua kali sujud).

 

5. Khutbah setelah sholat

Sunnah setelah sholat gerhana dilakukan khutbah oleh imam, isinya berupa nasihat untuk memperbanyak istighfar, sedekah, doa, dan mengingat Allah.

 

Amalan yang Dianjurkan Saat Gerhana

Selain sholat, Rasulullah ﷺ menganjurkan amalan-amalan berikut ketika terjadi gerhana:

  • Berdoa dengan penuh khusyuk.
  • Bertakbir dan berdzikir sebanyak mungkin.
  • Bersedekah kepada yang membutuhkan.
  • Memperbanyak istighfar, memohon ampunan kepada Allah.

 

Semua itu agar gerhana menjadi momen muhasabah, bukan sekadar tontonan.

 

Saat Langit Berbicara

Gerhana bulan total adalah bahasa langit yang mengingatkan manusia akan kebesaran Sang Pencipta. Di saat cahaya bulan memudar dan langit berubah warna, seharusnya hati kita juga bergetar. Inilah saatnya menundukkan diri dalam sujud, mengingat Allah, dan menyadari betapa kita sangat bergantung kepada-Nya.

 

Sholat gerhana adalah wujud syukur sekaligus rasa takut kita kepada Allah. Ia bukan hanya ibadah ritual, melainkan juga pelajaran spiritual agar kita tidak lalai. Sebab sebagaimana bulan bisa tertutup sinarnya, demikian pula hati manusia bisa tertutup dari cahaya iman jika tidak dijaga.