Dalam perjalanan hidup, sering kali kita menunda sebuah kebaikan hanya karena merasa hati belum sepenuhnya ikhlas. Kita takut amal kita sia-sia, kita khawatir niat kita tercampuri riya, dan akhirnya kita memilih berhenti sebelum melangkah. Namun, benarkah cara seperti itu yang diajarkan oleh Islam? Apakah kebaikan harus ditunda hanya karena kita merasa hati belum murni?
Sesungguhnya, keikhlasan adalah rahmat yang sering kali Allah anugerahkan setelah kita melakukan kebaikan. Jangan menunggu hati ini benar-benar bersih tanpa noda untuk berbuat sesuatu, sebab bisa jadi justru dengan berbuat baiklah Allah membersihkan hati kita.
Kebaikan Tidak Menunggu Sempurna
Manusia adalah makhluk yang penuh kelemahan. Tidak ada amal yang benar-benar sempurna tanpa cela. Bahkan sahabat Nabi pun pernah merasakan godaan riya atau kebimbangan hati ketika beramal. Namun mereka tidak berhenti berbuat kebaikan hanya karena takut amalnya kurang ikhlas. Mereka tetap melangkah, karena yakin Allah Maha Tahu isi hati dan Maha Menerima taubat.
Imam Ibnul Qayyim pernah mengatakan bahwa orang yang menunggu ikhlas sebelum beramal bagaikan seseorang yang menunggu bisa berenang sebelum masuk ke dalam air. Mustahil seseorang bisa belajar berenang tanpa terjun terlebih dahulu. Begitu juga dengan ikhlas, ia sering tumbuh dan menguat seiring amal yang kita lakukan.
Ikhlas Itu Perjuangan, Bukan Titik Awal
Ikhlas bukanlah syarat mutlak yang harus sempurna sebelum beramal, melainkan sebuah perjuangan yang terus diasah di sepanjang jalan kebaikan. Banyak ulama menjelaskan bahwa keikhlasan sejati adalah karunia Allah yang hadir setelah usaha. Maka, bagaimana mungkin kita mendapatkan karunia itu jika kita tidak pernah mencoba berbuat baik?
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya amal itu tergantung niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini bukan berarti kita harus memiliki niat yang sempurna tanpa cacat sejak awal, melainkan menunjukkan betapa besar pengaruh niat dalam mengarahkan amal. Saat kita melangkah dalam kebaikan dengan niat yang sederhana sekalipun, lalu memperbaikinya di tengah jalan, Allah tetap mencatat usaha itu sebagai kebaikan.
Jangan Tunda, Mulailah Sekarang
Bayangkan jika setiap kebaikan harus menunggu rasa ikhlas yang sempurna. Mungkin kita tidak akan pernah sedekah, tidak akan pernah shalat sunnah, tidak akan pernah menolong orang lain, dan tidak akan pernah menyebarkan ilmu. Padahal, amal kebaikan itulah yang justru bisa melembutkan hati dan menumbuhkan keikhlasan.
Seorang ulama pernah ditanya: “Saya sering merasa niat saya tidak ikhlas ketika bersedekah. Apakah saya harus berhenti bersedekah sampai saya ikhlas?” Beliau menjawab: “Jangan berhenti! Teruslah bersedekah. Justru dengan amal itu Allah akan menolongmu agar hatimu ikhlas.”
Maka jangan tunggu hati benar-benar murni. Mulailah dengan langkah kecil:
- Bersedekah meski sedikit.
- Menyapa orang dengan senyum.
- Membantu pekerjaan orang tua di rumah.
- Menyebarkan kebaikan melalui lisan dan tulisan.
Setiap langkah itu adalah amal yang bisa menjadi pintu masuk keikhlasan.
Menjadi Hamba yang Diterima
Ikhlas memang tujuan besar setiap ibadah, tetapi Allah Maha Pengasih. Ia melihat usaha, bukan sekadar hasil. Ia menilai jerih payah, bukan hanya kesempurnaan. Allah tidak menuntut kita langsung ikhlas tanpa cacat, tetapi Ia ingin kita berusaha membersihkan hati sambil terus berjalan dalam kebaikan.
Ketika kita beramal, mungkin di awal ada rasa ingin dipuji, tapi jika kita sadar lalu segera meluruskan niat, maka itu adalah bagian dari jihad melawan hawa nafsu. Dan jihad melawan diri sendiri adalah salah satu bentuk ibadah yang paling tinggi nilainya.
Jangan Takut Melangkah
Sahabat, jangan tunggu ikhlas untuk berbuat baik. Ikhlas bukan pintu awal, melainkan buah dari perjalanan. Allah lebih mencintai hamba yang terus berusaha meski tersandung, daripada hamba yang berhenti hanya karena takut amalnya tidak sempurna.
Mulailah dari sekarang. Berbuatlah kebaikan sekecil apa pun. Biarkan Allah yang menyempurnakan niatmu, membersihkan hatimu, dan menjadikannya amal yang diterima di sisi-Nya.