Doa Pagi dan Sore: Benteng Seorang Muslim dari Musibah yang Tak Terduga

Hari berganti begitu cepat. Pagi yang cerah tak menjanjikan bahwa siang akan selalu penuh cahaya. Malam yang tenang pun tidak menjamin bahwa esok akan terhindar dari cobaan. Manusia hidup di antara rahmat Allah dan ketentuan-Nya yang tidak pernah kita ketahui sebelumnya. Karena itu, setiap Muslim diajarkan untuk melindungi dirinya bukan hanya dengan usaha lahiriah, tetapi juga dengan perlindungan batiniah: doa dan dzikir.

 

Di antara doa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ajarkan sebagai benteng harian adalah doa yang diriwayatkan oleh sahabat mulia, Utsman bin ‘Affan radhiyallahu ‘anhu. Beliau berkata bahwa Rasulullah bersabda:

Barangsiapa mengucapkan:

Bismillahi-ladzi laa yadhurru ma‘asmihi syai’un fil-ardhi wa laa fis-samaa’i wa huwas-samii‘ul-‘aliim

(Dengan nama Allah, tiada sesuatu pun di bumi dan di langit yang dapat membahayakan bersama nama-Nya. Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui),

diucapkan tiga kali pada sore hari, maka ia tidak akan ditimpa musibah secara tiba-tiba hingga pagi hari. Dan barangsiapa yang mengucapkannya pada pagi hari tiga kali, maka ia tidak akan ditimpa musibah secara tiba-tiba hingga sore hari.” (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Ahmad)

 

Benteng dari Musibah yang Tak Terlihat

Musibah tidak selalu berupa sesuatu yang kasat mata. Kadang ia hadir dalam bentuk keresahan hati, penyakit yang tiba-tiba, kesulitan yang mendadak, bahkan hal-hal yang tak pernah kita bayangkan. Seringkali kita mengira hidup baik-baik saja, namun satu kejadian dapat merubah seluruh arah perjalanan kita.

 

Doa ini menjadi pengingat, bahwa tidak ada satu pun musibah yang bisa terjadi kecuali dengan izin Allah. Dengan mengucapkannya, kita seakan sedang mengetuk pintu langit, memohon kepada Allah agar menutup jalan segala keburukan yang bisa menghampiri.

 

Menjadikan Dzikir Sebagai Nafas Kehidupan

Dzikir pagi dan sore bukan sekadar bacaan rutinitas. Ia adalah nafas ruhani seorang hamba. Sebagaimana tubuh kita membutuhkan udara untuk bertahan hidup, hati kita pun membutuhkan dzikir untuk tetap hidup dan sehat.

 

Sayangnya, banyak dari kita yang lebih sibuk memegang gawai di pagi hari daripada menyebut nama Allah. Kita lebih banyak membuka notifikasi dunia, ketimbang membuka pintu doa yang bisa menjaga diri kita sepanjang hari.

 

Padahal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan doa ini sebagai pelindung yang nyata. Jika doa ini diamalkan dengan penuh keyakinan, ia bisa menjadi tameng yang melindungi dari hal-hal yang tak mampu kita hadapi dengan kekuatan sendiri.

 

Keyakinan: Kunci dari Perlindungan

Tidak cukup hanya mengucapkan lafaznya, hati pun harus menyertainya dengan keyakinan. Barangsiapa yang membaca doa ini hanya sebagai formalitas, ia tidak akan merasakan manisnya perlindungan Allah. Tetapi siapa yang mengucapkannya dengan penuh iman, ia akan hidup dengan tenang. Sebab, ia tahu Allah adalah sebaik-baik pelindung, Allah adalah sebaik-baik penjaga, dan Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.

 

Menyerahkan Pagi dan Sore kepada Allah

Pagi adalah awal kehidupan. Sore adalah tanda berakhirnya perjalanan hari. Jika keduanya kita hiasi dengan doa ini, maka hidup kita insyaAllah akan lebih tenang. Kita belajar bahwa perlindungan sejati bukan pada kekuatan fisik, bukan pada banyaknya harta, bukan pada besarnya jabatan, melainkan pada dekatnya kita kepada Allah.

 

Mari jadikan doa ini sebagai bagian dari keseharian kita. Jangan biarkan hati kosong tanpa dzikir, sebab hati yang kosong lebih mudah dimasuki keresahan, sementara hati yang penuh dzikir akan selalu dinaungi penjagaan Allah.

 

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kita hamba yang senantiasa ingat kepada-Nya, mengucapkan dzikir pagi dan sore dengan penuh keimanan, dan mendapatkan perlindungan dari segala musibah yang tampak maupun tersembunyi.