Hidup ini adalah perjalanan yang penuh warna. Ada bahagia, ada luka, ada tawa, ada air mata. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang hidupnya selalu mulus tanpa ujian. Bahkan orang-orang yang paling dicintai Allah, para nabi dan para wali, justru diuji dengan ujian yang paling berat. Namun, mereka punya rahasia untuk tetap kuat: air mata, shalat, dan doa.
Menangislah, Sebab Air Mata Itu Penawar Jiwa
Menangis bukanlah kelemahan. Justru ia adalah kekuatan yang tersembunyi. Air mata yang jatuh dalam kesedihan adalah bukti bahwa hati kita masih hidup, masih peka, masih memiliki rasa. Rasulullah ﷺ pernah menangis ketika kehilangan putra kecilnya, Ibrahim. Beliau bersabda:
“Air mata menetes, hati bersedih, namun kami tidak mengatakan kecuali apa yang diridhai oleh Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Tangisan itu bukan sekadar luapan emosi, melainkan juga bentuk kepasrahan kepada Allah. Ketika dada terasa sempit dan tidak tahu kepada siapa harus bercerita, menangislah di hadapan-Nya. Biarkan air mata itu menjadi saksi bahwa kita manusia yang lemah, tapi selalu kembali mencari kekuatan kepada Sang Maha Perkasa.
Bahkan para ulama terdahulu pun menjadikan tangisan sebagai jalan untuk melembutkan hati. Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, seorang yang dikenal tegas dan pemberani, sering kali menangis ketika membaca ayat-ayat Al-Qur’an. Suaranya bahkan bisa terdengar beberapa baris di belakang shaf shalat. Tangisnya bukan kelemahan, melainkan bukti bahwa hatinya begitu lembut di hadapan Allah.
Shalatlah, Sebab Dalam Sujud Ada Ketenangan
Shalat adalah penyejuk hati. Setiap kali Rasulullah ﷺ merasa gelisah, beliau berkata:
“Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.” (HR. Abu Dawud)
Bagi Rasulullah ﷺ, shalat bukanlah beban, melainkan sumber ketenangan. Dalam shalat, kita seakan kembali diingatkan bahwa semua masalah yang berat di dunia ini sebenarnya kecil di hadapan kebesaran Allah.
Ketika dahi menyentuh bumi dalam sujud, kita mencapai posisi paling rendah, tapi justru di situlah kita paling dekat dengan Allah. Tidak ada yang bisa menandingi nikmatnya sujud ketika hati benar-benar hadir. Seolah semua beban luruh, berganti dengan rasa damai yang tidak bisa diungkapkan kata-kata.
Ingatlah kisah Nabi Ya’qub ‘alaihissalam, yang kehilangan anak tercintanya, Yusuf. Beliau bersedih hingga matanya memutih karena menangis. Namun, dalam kesedihan yang dalam itu, beliau tidak pernah meninggalkan shalat dan tidak pernah berhenti berharap. Beliau berkata:
“Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS. Yusuf: 86)
Shalat adalah cara untuk mengadu, untuk melepaskan segala resah, agar hati kembali tenang.
Berdoalah, Sebab Pertolongan Itu Nyata
Doa adalah senjata orang beriman. Tidak peduli betapa sulit hidup ini, doa bisa mengubah keadaan. Allah sendiri berjanji dalam Al-Qur’an:
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku kabulkan untukmu.” (QS. Ghafir: 60)
Namun terkadang, pertolongan tidak langsung datang. Ada saatnya Allah menunda, karena Dia tahu kapan waktu yang paling tepat. Ada pula doa yang tidak dijawab dengan apa yang kita minta, melainkan diganti dengan sesuatu yang jauh lebih baik.
Lihatlah kisah Nabi Yunus ‘alaihissalam, yang ditelan oleh perut ikan paus di tengah kegelapan laut. Di saat tidak ada lagi yang bisa menolong, beliau berdoa dengan doa yang agung:
“Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu minazh-zhaalimiin.”
(Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.)
Dan Allah pun mendengar. Dari kegelapan perut ikan, Yunus ‘alaihissalam diselamatkan. Pertolongan Allah datang ketika semua jalan sudah tertutup, sebagai bukti bahwa doa tak pernah sia-sia.
Tiga Jalan Menuju Ketenangan
Menangis melapangkan dada, shalat menenangkan hati, doa mendatangkan pertolongan. Tiga hal ini sederhana, tapi sering kali kita abaikan. Kita sibuk mencari pelarian dalam dunia, padahal kunci ketenangan itu ada dalam genggaman kita.
Maka jika hari ini hatimu terasa sesak, jangan tahan air matamu. Menangislah di hadapan Allah, bukan di hadapan manusia. Setelah itu, berdirilah untuk shalat, sujudlah dengan sepenuh hati. Dan jangan lupa, angkat tanganmu, berdoalah, curahkan segala isi hati.
Percayalah, setelah air mata, sujud, dan doa, engkau akan merasakan sebuah ketenangan yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Dunia boleh saja menggoncangmu, tapi Allah selalu meneguhkan hatimu.
Karena sejatinya, yang kita cari dalam hidup ini bukan sekadar kebahagiaan, tapi ketenangan. Dan ketenangan itu hanya bisa ditemukan ketika kita kembali kepada-Nya.