
Minggu, 7 Desember 2025, udara di Pidie Jaya, Aceh masih menyisakan aroma lumpur dan basah yang tertinggal setelah banjir besar melanda wilayah Sumatera beberapa hari sebelumnya. Meski air telah berangsur surut, namun jejak kerusakan masih terasa begitu kuat—rumah-rumah yang belum bersih, dapur yang tidak dapat digunakan, dan persediaan makanan yang habis tergerus arus.
Di tengah kondisi penuh keterbatasan itu, tim Sahabat Amanah datang membawa secercah harapan. Pada hari tersebut, kami menyalurkan bantuan berupa paket bahan makanan pokok untuk 225 Kepala Keluarga penyintas banjir di Pidie Jaya. Bantuan pangan ini berisi bihun mentah, telur, beras, bumbu dapur, dan kol—kebutuhan dasar yang sangat penting agar para keluarga bisa kembali memasak dan menyambung kehidupan sehari-hari.
Bagi para penyintas, bantuan makanan bukan hanya soal memenuhi kebutuhan fisik. Di tengah rasa lelah, trauma, dan ketidakpastian atas kondisi rumah yang rusak, makanan menjadi kekuatan pertama yang menguatkan kembali tubuh dan mental mereka. Terlebih bagi keluarga dengan anak-anak kecil dan lansia, bantuan seperti ini menjadi penyelamat yang sangat dirasakan manfaatnya.
Islam mengajarkan kita tentang pentingnya membantu sesama manusia, terlebih mereka yang sedang tertimpa musibah. Allah SWT berfirman:
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan.” (QS. Al-Ma’idah: 2)
Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap bantuan yang kita berikan—betapapun sederhana—adalah bagian dari ketaatan kepada Allah. Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Barangsiapa melepaskan satu kesusahan seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan darinya satu kesusahan di hari kiamat.” (HR. Muslim)
Bantuan pangan yang disalurkan hari itu adalah wujud nyata dari semangat kebersamaan Sahabat Amanah dan para donatur. Setiap paket yang dibagikan bukan sekadar barang, tetapi titipan cinta, empati, dan kepedulian. Banyak dari warga yang menitikkan air mata saat menerima bantuan. Mereka merasa tidak sendirian, bahwa ada saudara jauh yang peduli dan hadir untuk menguatkan.
Beberapa keluarga bercerita bahwa dapur mereka rusak atau tertimbun lumpur, sehingga mereka belum bisa memasak sama sekali. Ada pula yang kehilangan persediaan beras, telur, dan kebutuhan dapur lainnya karena arus banjir yang masuk secara tiba-tiba. Kehadiran bahan makanan ini membuat mereka bisa kembali menyediakan makanan hangat, sesuatu yang tampak sederhana namun sangat bermakna di tengah kondisi darurat.
Penyaluran ini juga menjadi pengingat bahwa perjuangan membantu para penyintas belum selesai. Kebutuhan mereka masih panjang—mulai dari pemulihan rumah, kesehatan, hingga kebutuhan sehari-hari yang harus dipenuhi selama masa rehabilitasi.

Ayo Terus Menjadi Bagian dari Gerakan Kebaikan
Sahabat Amanah mengajak masyarakat untuk terus menunjukkan kepedulian kepada keluarga-keluarga yang terdampak banjir di Sumatera. Setiap bantuan yang Anda titipkan akan kami pastikan sampai kepada mereka yang paling membutuhkan, tepat sasaran, cepat, dan amanah.
Mari bersama menguatkan mereka yang sedang bangkit dari bencana.
Karena setiap makanan yang kita bantu sediakan, setiap rupiah yang kita sisihkan, adalah amal jariyah yang akan kembali kepada kita dalam bentuk kebaikan yang berlipat.
Semoga Allah membalas setiap kebaikan para donatur dengan pahala yang tidak terputus, dan semoga saudara-saudara kita di Pidie Jaya diberikan kekuatan, kesehatan, dan ketabahan untuk bangkit kembali.
Ayo berdonasi hari ini. Kebaikan Anda berarti besar bagi mereka.