Anakmu Amanahmu: Bekal Menuju Surga atau Sebab Penyesalan di Akhirat

Anak Bukan Hanya Anugerah, Tapi Juga Amanah

Dalam kehidupan ini, tak ada yang lebih membahagiakan bagi sebagian besar orang tua selain kelahiran seorang anak. Ia disambut dengan senyum, tangis bahagia, dan untaian doa dari bibir kedua orang tuanya. Namun, sayangnya, tidak semua orang tua menyadari bahwa kebahagiaan itu bukan sekadar anugerah, melainkan amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Ta’ala.

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini menjadi peringatan tegas bagi setiap orang tua bahwa tugas mereka bukan sekadar memberi makan, pakaian, atau pendidikan duniawi kepada anak. Lebih dari itu, mereka memikul tanggung jawab besar: menjaga anak-anak mereka dari jalan menuju neraka, membimbing mereka agar hidup dalam ketaatan, dan menanamkan nilai-nilai iman dalam hati mereka.

 

Anak yang hari ini tersenyum di pangkuanmu, kelak akan menjadi saksi bagi dirimu. Apakah engkau telah menunaikan amanah Allah dengan sebaik-baiknya? Ataukah engkau justru lalai hingga mereka tumbuh tanpa arah, tanpa bekal, hingga menjadi sebab penyesalanmu di hari hisab?

 

Didikan Orang Tua Menentukan Akhir Anak

Rasulullah ﷺ telah mengingatkan dengan sabdanya:

“Setiap anak dilahirkan di atas fitrah. Maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini memberi isyarat jelas bahwa masa depan anak sangat bergantung pada orang tuanya. Jika orang tua menanamkan akidah yang lurus, membiasakan ibadah sejak kecil, memperkenalkan adab yang mulia, maka besar kemungkinan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang bertakwa. Namun sebaliknya, jika anak dibiarkan tanpa arahan, dibiarkan bebas mengikuti arus zaman, dibiarkan tumbuh hanya dengan tuntunan media sosial, teman-teman yang buruk, atau lingkungan yang rusak, maka orang tua turut memikul dosanya.

 

Orang tua harus memahami bahwa anak bukan milik mereka. Anak adalah titipan. Dan sebagaimana setiap titipan, pasti akan ditanya: sudahkah dirawat, dijaga, dan dikembalikan dalam keadaan baik?

 

Penyesalan di Akhirat Tidak Akan Berguna

Ada orang tua yang di dunia sibuk bekerja siang malam demi menyekolahkan anak di tempat terbaik, tapi lalai mengenalkan Al-Qur’an. Ada yang rela menghabiskan harta untuk kursus ini itu, tapi lupa mengajarkan sholat. Ada pula yang bangga melihat anaknya cerdas duniawi, tapi tak peduli saat anaknya berani melawan agama. Maka kelak, di akhirat, penyesalan tak lagi berguna.

“Dan takutlah kalian akan fitnah (cobaan) yang tidak hanya menimpa orang yang zalim saja di antara kalian.” (QS. Al-Anfal: 25)

Anak yang tidak dididik dengan iman bisa menjadi fitnah, musibah, bahkan sebab kehancuran orang tuanya di dunia dan di akhirat. Di dunia mereka mungkin menjadi anak durhaka, di akhirat mereka bisa menuntut orang tuanya karena kelalaian mereka dalam mendidik.

 

Bayangkan jika di hari kiamat nanti, anak berkata:

“Ya Allah, orang tuaku tahu kebenaran-Mu, tapi mereka tak pernah mengajarkan aku. Mereka sibuk dengan dunianya, hingga aku pun tersesat dalam kebodohan.”

Tidakkah ini menjadi penyesalan paling dalam? Sebab apa yang seharusnya menjadi bekal ke surga, justru berubah menjadi sebab penyesalan abadi.

 

Mereka Bisa Menjadi Penolongmu ke Surga

Namun bagi orang tua yang bersungguh-sungguh menjaga amanah ini, kabar gembira menantinya. Anak yang shalih akan menjadi investasi akhirat yang tak terputus. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

Doa anak shalih bisa menjadi penyelamat orang tuanya. Amal kebaikan anak yang diajarkan orang tua, akan mengalir pahalanya kepada mereka meski jasad telah lama terkubur. Setiap hafalan Qur’an anak, setiap shalatnya, setiap amal baiknya, akan kembali kepada orang tua yang dahulu bersusah payah mendidiknya.

 

Maka pilihlah: maukah anak kita menjadi bekal menuju surga? Ataukah kita ingin menjadikan mereka sebab penyesalan yang tiada akhir?

 

Sadarilah, Amanah Itu Berat

Tidak ada amanah yang lebih berat daripada amanah jiwa. Mendidik anak bukan perkara mudah. Ia butuh kesabaran, ilmu, dan doa yang tak pernah putus. Namun, siapa yang bersabar, siapa yang menjaga amanah ini dengan ikhlas, Allah akan menggantinya dengan kebahagiaan yang tak ternilai, baik di dunia maupun di akhirat.

 

Ingatlah selalu, anakmu amanahmu. Bekal menuju surga atau sebab penyesalan di akhirat, semua bergantung pada bagaimana engkau menjaga, mendidik, dan membimbing mereka hari ini.