Di antara banyak bentuk karunia Allah kepada hamba-hamba-Nya, buah-buahan adalah salah satu yang paling nyata dan terasa. Ia hadir dalam berbagai rupa, rasa, dan warna—memberi gizi bagi tubuh sekaligus menjadi hiburan bagi jiwa. Namun bagi orang yang beriman, setiap buah bukan hanya makanan jasmani, tetapi juga “ayat” (tanda) yang menuntun kepada pemahaman lebih dalam tentang Sang Pencipta. Dalam keseharian yang sering terburu-buru, kita kerap lupa bahwa di balik sebutir buah yang kita makan, terdapat hikmah, sistem, dan rahmat yang tak terhitung.
Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk, tidak hanya berbicara tentang hukum dan ibadah, tetapi juga mengajak manusia merenungi alam semesta dan segala isinya, termasuk tumbuhan dan buah-buahan. Di antara buah-buahan yang disebut dalam Al-Qur’an, anggur mendapat tempat yang istimewa. Ia tidak hanya disebut sebagai salah satu nikmat dunia, tetapi juga digambarkan sebagai salah satu kenikmatan surga.
Buah anggur mungkin tampak sederhana: kecil, bulat, dan manis. Namun di balik kesederhanaannya, Allah sisipkan pelajaran mendalam. Ia tumbuh berkelompok, menggantung dengan indah, dan memiliki banyak manfaat. Dari proses tumbuhnya hingga kandungan gizi yang dikandungnya, anggur mencerminkan keindahan penciptaan dan kesempurnaan pengaturan Allah.
Tulisan ini akan menelusuri bagaimana anggur disebut dalam Al-Qur’an, apa makna yang tersirat di balik penyebutannya, dan bagaimana seharusnya seorang mukmin memandang ciptaan Allah yang satu ini. Mari kita buka mata hati kita, agar tak sekadar memetik buah, tetapi juga memetik makna dari tanda-tanda kebesaran-Nya.
Anggur dalam Al-Qur’an: Disebut Berulang Kali
Allah menyebut anggur dalam beberapa ayat, seringkali bersama buah-buahan lain seperti kurma, zaitun, dan delima. Di antara ayat-ayat itu, kita menemukan satu benang merah: anggur disebut sebagai bagian dari nikmat yang Allah sediakan bagi manusia, baik di dunia maupun kelak di surga.
“Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, kemudian Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak. Dan dari mayang kurma, tangkai-tangkai yang menjulai ke bawah. Dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima, yang serupa dan tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” QS. Al-An’am: 99
Dalam ayat ini, anggur disebut sebagai bagian dari ciptaan yang mengandung “tanda-tanda (ayat)” bagi orang yang beriman. Artinya, anggur bukan hanya buah fisik, tapi juga simbol spiritual yang mengisyaratkan tentang keagungan Penciptanya.
Tanda Kekuasaan dan Keteraturan Ilahi
Buah anggur tumbuh dalam rangkaian yang tertata, dari tunas kecil menjadi kelompok buah yang menggantung indah. Setiap tahapan pertumbuhannya mencerminkan keteraturan, ketelitian, dan seni penciptaan Allah. Dari akar yang menghunjam dalam tanah, ia menyerap air dan unsur hara, lalu mengubahnya menjadi butiran anggur yang manis. Bagaimana mungkin proses yang tampak sederhana ini bisa terjadi tanpa kehendak dan ilmu dari Sang Khaliq?
Dalam QS. Yasin: 34-35, Allah berfirman:
“Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur, dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka dapat makan dari buahnya. Dan bukan tangan mereka yang membuatnya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur?”
Ayat ini mengajarkan bahwa nikmat seperti anggur bukan hasil murni dari kerja manusia. Meski manusia bisa menanam, menyiram, dan memelihara, tapi proses hidup, pertumbuhan, dan hasil akhirnya adalah murni dari kehendak Allah. Maka dari itu, anggur menjadi pengingat akan ketergantungan manusia pada Allah dan alasan untuk bersyukur.
Anggur sebagai Nikmat Dunia dan Surga
Selain sebagai tanda kekuasaan-Nya di dunia, anggur juga disebut sebagai bagian dari kenikmatan surga. Dalam banyak ayat tentang balasan bagi orang-orang beriman, Allah menjanjikan buah-buahan surga yang tidak terputus, di antaranya adalah anggur:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam naungan (yang teduh) dan (di sekitar) mata air-mata air, dan (mendapat) buah-buahan dari apa yang mereka inginkan. (Dikatakan kepada mereka), ‘Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan.’” QS. Al-Mursalat: 41–43
Ayat lainnya secara spesifik menyebutkan anggur:
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa memperoleh kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur.” QS. An-Naba’: 31–32
Di sini, anggur bukan sekadar buah, melainkan bagian dari simbol kemuliaan, kemenangan, dan pemuliaan dari Allah kepada hamba-hamba-Nya yang taat. Ini adalah pengingat bahwa setiap usaha taat dan sabar di dunia, Allah akan balas dengan kenikmatan yang tidak terbayangkan, bahkan sejak disebutkan saja sudah menggetarkan hati.
Buah Anggur dan Pelajaran Bagi Manusia
Selain sebagai simbol keagungan dan nikmat, buah anggur mengajarkan kita tentang kesabaran, kerapian, dan keberkahan. Ia tidak tumbuh dengan cepat, tapi memerlukan perawatan dan waktu. Namun hasilnya melimpah. Dalam hal ini, anggur seperti amal saleh yang tumbuh perlahan namun memberi hasil yang besar di akhirat.
Setiap butir anggur adalah pelajaran. Ia kecil, namun jika dikumpulkan, menghasilkan tandan yang besar. Begitu pula amal-amal kecil kita, jika dikumpulkan dengan konsistensi dan keikhlasan, bisa menjadi sebab keselamatan kita di akhirat.
Hikmah dalam Setiap Tandan
Buah anggur adalah lebih dari sekadar makanan. Dalam Islam, ia adalah ayat Allah yang terbuka, mengingatkan manusia tentang penciptaan, kekuasaan, dan kasih sayang-Nya. Ia hadir di dunia sebagai kenikmatan yang halal, dan dijanjikan di akhirat sebagai balasan bagi yang bertakwa.
Maka ketika kita memandang setandan anggur, jangan hanya lihat warnanya yang indah atau rasanya yang manis. Lihatlah di baliknya: tanda dari Allah, peringatan bagi yang lalai, dan janji bagi yang bersabar dan bersyukur.
“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” QS. Ar-Rahman: 13