Buah Surga yang Disebut dalam Al-Qur’an: Keutamaan Kurma dalam Islam

Di tengah hiruk-pikuk kemajuan zaman, ketika berbagai makanan modern terus bermunculan dengan segala kemasan dan promosi yang menggiurkan, terdapat satu jenis buah yang tetap bertahan dalam keistimewaannya—kurma. Buah kecil berwarna coklat ini bukan hanya dikenal karena rasa manis dan kandungan gizinya, tetapi juga karena kedudukannya yang agung dalam ajaran Islam. Kurma bukan buah biasa. Ia adalah bagian dari sejarah peradaban, bagian dari wahyu ilahi, dan bagian dari kehidupan sehari-hari Rasulullah ﷺ. Dalam Al-Qur’an, kurma disebut sebagai tanda kebesaran Allah, dan dalam sunnah Nabi ﷺ, kurma menjadi makanan pilihan yang penuh berkah.

 

Kurma bukan sekedar buah yang dinikmati saat bulan Ramadhan. Lebih dari itu, kurma mencerminkan perpaduan antara nilai spiritual dan manfaat jasmani. Ia menjadi simbol kesederhanaan, keberkahan, dan kekuatan, yang diwariskan dari generasi ke generasi umat Islam. Melalui ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Nabi, kita diajak untuk merenungi betapa besar peran kurma dalam kehidupan, bukan hanya sebagai konsumsi fisik, melainkan juga sebagai pengingat akan kebaikan, kesyukuran, dan ketundukan kepada Allah ﷻ.

 

Artikel ini akan mengupas keutamaan kurma dalam pandangan Islam, menyelami kandungan Al-Qur’an dan sunnah yang menyebutnya, serta memetik hikmah yang bisa dijadikan pedoman dalam kehidupan modern. Semoga dari buah kecil ini, kita mampu memetik pelajaran besar.

 

Kurma dalam Al-Qur’an: Simbol Rahmat dan Pemberian Ilahi

Allah ﷻ menyebut kurma dalam beberapa ayat Al-Qur’an, menunjukkan pentingnya buah ini bagi manusia. Salah satunya terdapat dalam Surah Maryam, ketika Maryam (Maryam ‘alaihassalam) sedang mengalami kesakitan saat akan melahirkan Nabi Isa ‘alaihis salam:

“Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 25)

Ayat ini bukan hanya menceritakan keajaiban pertolongan Allah kepada Maryam, tetapi juga mengisyaratkan khasiat kurma yang tinggi, terutama bagi ibu yang hendak melahirkan. Dalam tafsir banyak ulama, kurma disebut mengandung manfaat gizi, energi, dan ketenangan—semuanya sangat dibutuhkan dalam proses persalinan.

 

Dalam ayat lain, Allah menyebut kurma sebagai salah satu tanda kekuasaan-Nya:

“Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl: 67)

Kurma digambarkan sebagai rezeki yang baik—menandakan bahwa buah ini adalah karunia langsung dari Allah yang harus disyukuri dan dimanfaatkan dengan bijak.

 

Sunnah Nabi ﷺ: Kurma sebagai Makanan dan Obat

Rasulullah ﷺ dikenal memiliki kecintaan pada kurma. Beliau menjadikan kurma sebagai bagian dari makanan sehari-hari, terutama dalam kebiasaan berbuka puasa. Dalam sebuah hadits, Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apabila salah seorang di antara kalian berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma, karena ia adalah berkah. Jika tidak mendapatkan kurma, maka berbukalah dengan air, karena air itu suci.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Hadits ini menunjukkan bahwa kurma tidak hanya bernilai gizi, tetapi juga spiritual. Buka puasa dengan kurma menjadi sunnah yang merekatkan kembali hubungan umat dengan teladan Rasulullah ﷺ.

 

Kurma juga dipercaya sebagai pelindung dari sihir dan gangguan jin. Nabi bersabda:

“Barang siapa yang makan tujuh butir kurma ajwah pada pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun maupun sihir.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Meskipun hal ini tidak berarti bahwa kurma adalah jimat atau pelindung mistis, pesan yang terkandung di dalamnya adalah bahwa kurma mengandung kekuatan alami dan spiritual yang sangat tinggi dalam Islam.

 

Kurma dalam Kehidupan Umat Islam

Dalam banyak kebudayaan Muslim, kurma menjadi bagian penting dalam momen-momen sakral, mulai dari Ramadhan hingga Idul Fitri, dari kelahiran anak hingga pernikahan. Bahkan dalam tradisi tahnik—yaitu mengunyahkan kurma lalu memasukkannya ke dalam mulut bayi yang baru lahir—Rasulullah ﷺ memberi teladan langsung.

 

Tradisi ini diyakini tidak hanya sebagai simbol keberkahan, tetapi juga bentuk kasih sayang dan doa agar si bayi tumbuh dalam kebaikan, kekuatan, dan iman.

 

Selain itu, kurma juga menjadi buah tangan dalam banyak pertemuan keluarga dan sosial. Hal ini menunjukkan bagaimana kurma menjadi jembatan silaturahmi, sebagaimana ajaran Islam yang menekankan pentingnya hubungan antar manusia.

 

Khasiat Kurma: Sehat Dunia, Berkah Akhirat

Dari sisi medis, kurma terbukti mengandung beragam nutrisi penting: gula alami yang mudah diserap tubuh, serat, vitamin B dan K, serta mineral seperti kalium dan magnesium. Para ahli gizi menyebut kurma sebagai “makanan sempurna” karena mampu mengisi kembali energi dengan cepat, terutama setelah seharian berpuasa.

 

Di sisi spiritual, kurma menjadi pengingat bahwa makanan pun bisa menjadi ibadah, selama dikonsumsi dengan niat yang benar dan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Kurma bukan hanya untuk mengisi perut, tetapi untuk mengisi hati dengan rasa syukur.

 

Belajar dari Kurma

Kurma adalah buah kecil dari pohon yang tinggi dan kuat—sebuah simbol yang penuh makna. Ia tumbuh di lingkungan keras seperti gurun, namun tetap manis dan bergizi. Seperti itulah seharusnya seorang Muslim: tangguh dalam ujian, manis dalam akhlak, dan penuh manfaat bagi sekitar.

 

Menjadikan kurma bagian dari gaya hidup bukan sekedar pilihan sehat, tetapi juga langkah meneladani sunnah, mendekatkan diri pada Al-Qur’an, dan meraih keberkahan dalam hidup.