Di tengah hiruk-pikuk kota, Padeh Nurdi, pria berusia 66 tahun, menjalani hari-harinya dengan berkeliling memulung rongsokan. Sudah hampir 12 tahun beliau mengais rezeki dari tumpukan barang bekas demi memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari dan mengirim uang ke kampung halaman, tempat istri dan anak-anaknya tinggal.
Padeh Nurdi tinggal di sebuah kontrakan sederhana yang hanya berukuran satu petak, berdinding triplek dan beralaskan tanah tanpa ubin. Atap seng yang dimiliki membuat suara hujan lebat terdengar bising, menambah tantangan hidup di tempat yang jauh dari layak ini. Kontrakan itu sudah ditempati selama tiga tahun setelah beliau dan keluarga harus pindah karena gusuran dari tempat sebelumnya.
Sementara itu, di kampung Banjarnegara, Jawa Tengah, istrinya, Misnem, dan anak-anak mereka bergantung pada panen beras dari sawah sendiri untuk makan sehari-hari. Sayangnya, keterbatasan ekonomi membuat mereka sulit membeli lauk pauk. Saat uang kiriman dari Padeh Nurdi tak cukup, lauk sederhana pun hanya berupa olahan daun singkong dari kebun.
Padeh Nurdi sering kali harus meminjam uang dari keluarga terdekat untuk kebutuhan mendesak. Hanya ketika hasil menimbang rongsokan mencukupi, uang itu dapat ia kembalikan. Ketidakpastian penghasilan membuat beban hidup terasa semakin berat.
Bantu Padeh Nurdi Meringankan Beban Hidup dan Menjaga Keluarga di Kampung
Melalui campaign ini, kami mengajak Anda untuk membantu Padeh Nurdi dan keluarganya agar bisa:
Mari Jadi Harapan Padeh Nurdi dan Keluarganya
Perjuangan Padeh Nurdi adalah cerita tentang ketegaran dan cinta keluarga. Mari kita bergandengan tangan untuk membantu beliau melangkah lebih ringan dan memberikan kehidupan yang lebih baik bagi istri dan anak-anaknya.
Donasi Anda hari ini dapat membawa perubahan besar bagi keluarga Padeh Nurdi.
Belum ada Fundraiser
Menanti doa-doa orang baik