Hijrah adalah panggilan moral dan spiritual, perubahan dari kondisi buruk menuju kebaikan yang nyata.
Kalimat ini seakan menyentuh inti perjalanan seorang hamba yang ingin berbenah, ingin meninggalkan gelapnya masa lalu menuju cahaya kebenaran. Hijrah bukan sekadar perpindahan fisik dari satu tempat ke tempat lain, melainkan sebuah transformasi hati, pikiran, dan perilaku untuk lebih dekat kepada Allah.
Sejarah Islam mencatat, hijrah Rasulullah ﷺ dari Makkah ke Madinah bukan hanya perjalanan geografis, tetapi sebuah momentum besar dalam peradaban. Hijrah itu adalah tanda dimulainya tatanan baru—dari penindasan menuju kebebasan, dari kesempitan menuju kelapangan, dari kegelapan menuju cahaya iman. Maka, ketika seorang muslim berkata bahwa ia sedang hijrah, hakikatnya ia sedang menapaki jalan panjang menuju ridha Allah.
Hijrah: Perjalanan dari Gelap Menuju Terang
Setiap manusia pernah salah, pernah jatuh, bahkan terjerumus dalam keburukan. Namun Allah membuka pintu taubat selebar-lebarnya. Firman-Nya:
“Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)
Ayat ini menjadi undangan lembut dari Allah agar kita berani melangkah. Hijrah bukan berarti kita tiba-tiba menjadi sempurna, melainkan kita berkomitmen meninggalkan keburukan sedikit demi sedikit, lalu menggantinya dengan kebaikan.
Hijrah sebagai Panggilan Moral
Moralitas yang baik lahir dari hati yang bersih. Hijrah berarti meninggalkan kebiasaan yang merusak diri dan orang lain: kebohongan, maksiat, lalai dari ibadah, atau pergaulan yang menjauhkan dari Allah. Inilah panggilan moral—agar seorang muslim menjaga martabat dirinya dengan akhlak yang mulia. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)
Hijrah moral berarti kita belajar jujur meski sebelumnya sering berdusta, menahan amarah meski sebelumnya mudah marah, menjaga lisan meski sebelumnya ringan menghina. Itulah bukti nyata bahwa hijrah benar-benar mengubah tabiat.
Hijrah sebagai Panggilan Spiritual
Lebih dalam lagi, hijrah adalah panggilan ruhani. Ia bukan sekadar “tampak berbeda” di luar, tapi terutama perubahan yang lahir dari dalam hati. Hati yang sebelumnya lalai menjadi lebih sering mengingat Allah, hati yang sebelumnya keras menjadi lembut, hati yang dulu berat beribadah menjadi ringan menunaikan kewajiban.
Dalam Al-Qur’an, Allah menyebut:
“Dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, kemudian mereka dibunuh atau mati, niscaya Allah akan memberikan rezeki yang baik kepada mereka. Dan sesungguhnya Allah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Al-Hajj: 58)
Ayat ini menunjukkan bahwa hijrah bukan perjalanan sia-sia. Ia adalah investasi akhirat, sekaligus jaminan dari Allah bahwa setiap langkah menuju kebaikan tidak akan pernah ditinggalkan tanpa balasan.
Hijrah Adalah Proses, Bukan Hanya Momen
Banyak orang bersemangat berhijrah di awal, namun mundur karena merasa berat di tengah jalan. Padahal hijrah adalah proses panjang. Ia butuh istiqamah, butuh dukungan lingkungan yang baik, dan butuh kesabaran.
Kita perlu mengingat bahwa Allah melihat kesungguhan, bukan sekadar hasil. Bahkan jika kita terjatuh, asal bangkit kembali, itu pun bagian dari hijrah. Sebagaimana pepatah ulama: “Jangan takut terjatuh dalam perjalanan menuju Allah, sebab jatuh itu bagian dari berjalan.”
Hijrah Nyata, Hidup Bermakna
Hijrah adalah panggilan setiap jiwa yang rindu pada kebaikan. Ia adalah tanda kasih Allah yang menggerakkan hati untuk meninggalkan keburukan dan meraih kedamaian. Jika Rasulullah ﷺ dan para sahabat telah menorehkan sejarah besar dengan hijrah mereka, maka kita pun bisa menorehkan sejarah pribadi dengan hijrah kita masing-masing.
Mari menjawab panggilan moral dan spiritual ini dengan langkah nyata. Tinggalkan yang sia-sia, kuatkan iman, tegakkan shalat, perbaiki akhlak, dan terus mendekat kepada Allah. Sebab hijrah bukan hanya perjalanan hidup, melainkan juga tiket menuju surga-Nya.