Jangan Lupakan Jasa Para Ulama, Pewaris Nabi Sepanjang Zaman

Di balik tegaknya Islam hingga hari ini, ada sosok-sosok mulia yang seringkali tak terlihat, namun pengaruhnya terasa begitu dalam. Mereka bukan raja, bukan pula panglima perang, melainkan pewaris para nabi yang mengabdikan hidupnya untuk agama: para ulama. Tanpa jasa mereka, ajaran Islam mungkin hanya akan menjadi sejarah yang samar, tertutup oleh debu zaman.

 

Ulama: Pewaris Nabi, Penjaga Warisan Ilmu

Rasulullah ﷺ bersabda:

Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi. Para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil bagian yang sangat besar.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad).

 

Hadis ini menegaskan bahwa ulama adalah penerus risalah. Mereka tidak hanya mengajarkan hukum-hukum Allah, tetapi juga menanamkan nilai iman, akhlak, dan cinta kepada kebenaran. Melalui tangan mereka, ilmu tetap hidup, Qur’an tetap terjaga, dan umat tetap memiliki arah dalam kehidupan.

 

Pengorbanan yang Tak Terhitung

Sejarah mencatat, betapa berat perjuangan para ulama dalam menjaga kemurnian Islam. Ada yang rela dipenjara, dicambuk, bahkan kehilangan nyawa demi mempertahankan akidah yang lurus. Imam Ahmad bin Hanbal, misalnya, tetap teguh di tengah ujian “mihnah” saat dipaksa menyatakan Al-Qur’an sebagai makhluk. Beliau lebih memilih derita di dunia daripada menggadaikan kebenaran agama.

 

Tak hanya itu, para ulama juga mewakafkan waktunya untuk menulis kitab, mengajar murid, dan mendidik umat. Kitab-kitab besar dalam fikih, tafsir, hadis, dan akhlak yang kita nikmati hari ini adalah hasil dari tetesan tinta, air mata, dan pengorbanan mereka.

 

Ulama Sebagai Lentera Peradaban

Di setiap zaman, umat selalu membutuhkan cahaya penuntun. Ulama hadir sebagai lentera yang menerangi jalan umat di tengah kegelapan. Mereka mengajarkan bukan hanya dengan kata, tetapi dengan keteladanan. Betapa banyak hati yang tersentuh karena nasihat seorang ulama, betapa banyak jiwa yang kembali kepada Allah karena keteguhan mereka dalam berdakwah.

Tanpa ulama, umat akan kehilangan arah. Sebagaimana ungkapan ulama salaf: “Jika bukan karena Allah menjaga agama ini dengan para ulama, niscaya manusia akan tersesat.”

 

Bahaya Melupakan Jasa Ulama

Di era modern, di mana ilmu bisa didapat dengan mudah melalui internet, sebagian orang justru meremehkan ulama. Ada yang menuduh mereka kolot, ada pula yang menghina karena perbedaan pendapat. Padahal, melecehkan ulama sama saja dengan merendahkan warisan para nabi. Itu adalah pintu menuju kesesatan, karena tanpa ulama, umat akan dikuasai hawa nafsu dan kebingungan.

 

Melupakan jasa ulama bukan hanya dosa sosial, tetapi juga bahaya spiritual. Sebab, dengan menjauhi ulama, kita kehilangan bimbingan dan teladan dalam menjalani hidup sesuai syariat.

 

Meneladani dan Menghormati Ulama

Menghormati ulama bukan berarti mengkultuskan mereka tanpa kritik, melainkan menghargai perjuangan dan mengambil ilmu yang mereka wariskan. Kita bisa meneladani kesungguhan mereka dalam mencari ilmu, kesabaran mereka dalam berdakwah, serta keikhlasan mereka dalam beramal.

 

Minimal, kita bisa menjaga lisan dari merendahkan ulama, serta senantiasa mendoakan mereka yang sudah wafat agar Allah merahmati, dan yang masih hidup agar Allah memberi kekuatan dalam perjuangan.

 

Jangan lupakan jasa para ulama. Karena merekalah kita mengenal Islam, memahami Al-Qur’an, mengerti hadis, dan mengenal jalan kebenaran. Mereka adalah pewaris nabi, penerang peradaban, dan pelita yang terus bersinar di tengah umat. Jika kita ingin agama ini tetap tegak, maka menghormati, mendukung, dan meneladani ulama adalah kewajiban yang tak boleh diabaikan.