“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada mukmin yang lemah…” (HR Muslim)
Di tengah dunia yang terus bergerak cepat dan penuh tantangan, seorang muslim dituntut untuk menjadi pribadi yang tangguh—baik secara rohani maupun jasmani. Dalam Islam, kekuatan bukanlah semata-mata tentang otot dan fisik yang bertenaga, tetapi tentang kesiapan menyambut amanah, keteguhan menjalani ujian, dan ketangguhan dalam ibadah serta perjuangan.
Namun sering kali, ketika membicarakan keimanan dan ketakwaan, aspek kekuatan jasmani terlupakan. Padahal, kekuatan fisik adalah salah satu fondasi yang mendukung kekhusyukan dalam ibadah, keteguhan dalam jihad, dan kesabaran dalam menghadapi kehidupan. Seorang muslim yang lemah secara fisik akan lebih mudah diliputi rasa malas, mudah jatuh sakit, dan terbatas dalam aktivitas sosial maupun ibadah.
Islam hadir sebagai agama yang seimbang. Ia tidak hanya membimbing umatnya untuk kuat secara spiritual, tetapi juga mendorong agar menjaga dan mengembangkan kekuatan fisik. Rasulullah ﷺ sebagai suri teladan umat, tidak hanya menunjukkan akhlak mulia, tetapi juga mempraktikkan gaya hidup yang sehat dan aktif. Beliau tidak hidup dalam kemewahan yang membuat tubuh lemah, tetapi dalam keseharian yang penuh gerak, disiplin, dan kekuatan.
Di antara bentuk nyata dari perhatian Rasulullah terhadap kesehatan dan kebugaran jasmani adalah dengan menganjurkan olahraga tertentu yang kini dikenal sebagai olahraga sunnah. Melalui aktivitas seperti berkuda, berenang, dan memanah, Rasulullah ﷺ tidak hanya membentuk pribadi-pribadi tangguh di medan perang, tetapi juga umat yang sehat, cekatan, dan siap mengabdi kepada Allah dalam segala kondisi.
Maka dalam tulisan ini, kita akan menggali lebih dalam bagaimana olahraga sunnah dapat menjadi jalan untuk meraih kekuatan seorang mukmin yang dicintai Allah, sekaligus sebagai bentuk pengamalan sunnah Nabi dalam kehidupan modern. Karena menjadi kuat bukan hanya pilihan, tapi bagian dari perintah yang bernilai ibadah.
Keseimbangan Iman dan Kesehatan Jasmani
Islam adalah agama yang menyeimbangkan kebutuhan rohani dan jasmani. Seorang muslim tidak hanya dituntut untuk rajin beribadah, tetapi juga menjaga tubuhnya sebagai amanah dari Allah. Tubuh yang sehat mendukung ketaatan, memperkuat konsentrasi dalam ibadah, dan menjauhkan diri dari sifat malas dan lemah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.” (HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari kewajiban seorang muslim. Olahraga bukan hanya sekedar hobi atau kebutuhan fisik, tetapi juga bentuk pengamalan sunnah dan wujud syukur kepada Allah atas nikmat tubuh yang sehat.
Tiga Olahraga Sunnah yang Diajarkan Rasulullah
1. Berkuda
Rasulullah ﷺ menganjurkan umatnya untuk belajar berkuda. Berkuda bukan hanya tentang mengendalikan hewan, tetapi juga tentang melatih keteguhan, keberanian, dan keterampilan taktis. Pada masa Rasulullah, berkuda adalah keterampilan vital, terutama dalam perjalanan dan peperangan. Namun hari ini, berkuda tetap menjadi olahraga mulia yang melatih keseimbangan, kekuatan otot, dan disiplin diri.
“Ajarkan anak-anak kalian memanah, berenang dan berkuda.” (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Umar bin Khattab)
2. Memanah
Memanah adalah olahraga yang membutuhkan konsentrasi tinggi, ketenangan jiwa, dan ketepatan gerak. Dalam latihan memanah, seorang muslim diajarkan untuk fokus, mengendalikan emosi, dan menjaga stabilitas tubuh—semua ini memiliki dampak besar dalam membentuk karakter seorang mukmin yang sabar dan penuh perhitungan.
Rasulullah ﷺ bahkan pernah bersabda:
“Lemparkanlah (panah), dan aku bersama kalian semua.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ungkapan ini menunjukkan dukungan beliau yang penuh semangat terhadap olahraga memanah sebagai bagian dari penguatan umat.
3. Berenang
Berenang merupakan salah satu olahraga yang sangat direkomendasikan karena melatih seluruh anggota tubuh dan menguatkan jantung serta paru-paru. Di masa Rasulullah, berenang menjadi keterampilan hidup yang penting, terutama dalam menghadapi kondisi alam.
Kini, berenang tak hanya penting untuk keselamatan, tapi juga untuk kesehatan jasmani dan relaksasi pikiran. Ia menjadi sarana untuk memperkuat tubuh sekaligus melatih pernapasan dan kelenturan.
Rasulullah sebagai Teladan Gaya Hidup Aktif
Rasulullah ﷺ bukan hanya menganjurkan, tetapi juga mencontohkan langsung gaya hidup aktif. Beliau berjalan kaki jauh saat berdakwah, mendaki bukit, berperang, dan bahkan bergulat dengan sahabatnya dalam rangka menguatkan badan. Dalam banyak riwayat, Rasulullah tidak pernah malas bergerak. Beliau berdiri lama dalam shalat malam, menempuh perjalanan panjang dalam hijrah, dan mendampingi pasukan dalam berbagai ekspedisi.
Keseharian Rasulullah menunjukkan bahwa kekuatan fisik adalah modal utama dalam mengemban misi besar sebagai khalifah di muka bumi.
Menjadi Muslim Kuat di Era Modern
Di tengah gaya hidup modern yang banyak mengandalkan teknologi dan kenyamanan, kita dihadapkan pada tantangan baru: kemalasan, penyakit karena kurang gerak, dan lemahnya semangat hidup. Di sinilah pentingnya menghidupkan kembali olahraga sunnah.
Berolahraga bukan hanya demi kesehatan tubuh, tetapi sebagai upaya mengikuti sunnah Rasul. Ini adalah amal ibadah yang berpahala, terlebih bila diniatkan untuk menjaga diri agar kuat beribadah dan berdakwah.
Bayangkan jika umat Islam saat ini tidak hanya kuat secara spiritual, tetapi juga tangguh secara fisik. Umat yang sehat akan lebih siap menghadapi tantangan zaman, lebih produktif, dan lebih mampu menebar manfaat kepada sesama.
Kesehatan adalah Amanah, Kekuatan adalah Ibadah
Menjadi muslim yang kuat bukanlah pilihan, melainkan anjuran dari Rasulullah ﷺ. Melalui olahraga sunnah, kita bisa menggabungkan semangat ibadah dengan kesehatan jasmani. Setiap gerakan yang kita lakukan dalam berkuda, berenang, atau memanah bisa menjadi bagian dari amal saleh jika diniatkan karena Allah.
Mari hidupkan kembali sunnah ini. Jadikan olahraga sebagai jalan untuk menjadi mukmin yang kuat, yang dicintai Allah, dan yang siap menebar kebaikan di muka bumi.