Hari Jum’at merupakan hari yang sangat istimewa dalam Islam. Ia tidak hanya dikenal sebagai hari raya mingguan bagi umat Muslim, tetapi juga sebagai hari yang penuh dengan keutamaan, kemuliaan, dan limpahan rahmat. Rasulullah menyebutnya sebagai sayyidul ayyam—penghulu segala hari—karena pada hari inilah banyak peristiwa besar terjadi dan berbagai keutamaan diberikan Allah kepada hamba-hamba-Nya yang taat.
Di antara amalan utama pada hari Jum’at adalah menunaikan shalat Jum’at secara berjamaah di masjid. Ibadah ini bukan hanya kewajiban, tetapi juga sebuah momentum spiritual untuk memperbarui keimanan, mempererat ukhuwah, dan memperdalam pemahaman keislaman melalui khutbah yang disampaikan. Namun sayangnya, tidak sedikit di antara kita yang menghadiri shalat Jum’at hanya sebagai rutinitas mingguan tanpa memperhatikan adab-adab yang telah diajarkan oleh Rasulullah.
Padahal, kesempurnaan ibadah tidak hanya ditentukan oleh rukunnya saja, melainkan juga oleh sikap, niat, dan persiapan batin yang menyertainya. Menjaga adab sebelum dan saat menghadiri shalat Jum’at adalah bentuk penghormatan terhadap syiar Islam dan upaya untuk menjemput keberkahan yang dijanjikan Allah di hari yang mulia ini.
Dalam tulisan ini, kita akan membahas enam adab penting yang dianjurkan oleh Rasulullah bagi siapa saja yang hendak melaksanakan shalat Jum’at, agar ibadah tersebut tidak hanya sah, tetapi juga bernilai tinggi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
1. Mandi Sebelum Berangkat ke Masjid
Salah satu adab yang sangat ditekankan adalah mandi sebelum melaksanakan shalat Jum’at. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mandi pada hari Jum’at adalah wajib bagi setiap orang yang telah baligh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Para ulama menafsirkan hadits ini sebagai bentuk penekanan (sunnah muakkadah), yang menunjukkan pentingnya menjaga kebersihan sebelum menghadiri shalat Jum’at. Mandi ini bukan hanya menyegarkan badan, tetapi juga menjadi bentuk penghormatan terhadap hari istimewa ini.
2. Memakai Pakaian Terbaik dan Wewangian
Selain mandi, Rasulullah ﷺ juga menganjurkan agar seorang Muslim mengenakan pakaian terbaiknya ketika hendak ke masjid. Jika memungkinkan, dianjurkan juga untuk memakai minyak wangi (parfum) yang tidak mengganggu orang lain.
“Barang siapa mandi pada hari Jum’at, memakai pakaian terbaiknya, dan memakai minyak wangi jika memilikinya, lalu keluar (ke masjid)…” (HR. Ahmad)
Adab ini mencerminkan betapa Islam sangat memperhatikan penampilan yang bersih dan rapi, terutama dalam ibadah yang dilaksanakan secara berjamaah.
3. Berangkat Lebih Awal ke Masjid
Keutamaan besar diberikan kepada mereka yang datang lebih awal untuk shalat Jum’at. Rasulullah ﷺ menggambarkan bahwa semakin awal seseorang datang, semakin besar pahala yang ia dapatkan:
“Barang siapa mandi pada hari Jum’at seperti mandi janabah, kemudian berangkat di waktu awal, maka seakan-akan ia berkurban dengan seekor unta…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan datang lebih awal, seseorang juga berkesempatan mendengarkan khutbah dari awal, berdoa, dan membaca Al-Qur’an sambil menanti shalat dimulai.
4. Tidak Melewati Jamaah dan Duduk Sembarangan
Ketika masuk masjid, sangat dianjurkan untuk langsung duduk di tempat yang kosong tanpa melewati orang-orang yang sudah lebih dulu datang. Rasulullah ﷺ memperingatkan keras kepada orang yang suka “melangkahi leher” jamaah lain:
“Duduklah, engkau telah menyakiti (jamaah) dan datang terlambat.” (HR. Abu Dawud)
Adab ini menumbuhkan rasa hormat terhadap sesama dan menjaga ketertiban di dalam rumah Allah.
5. Diam dan Mendengarkan Khutbah dengan Khusyuk
Khutbah Jum’at adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ibadah shalat Jum’at. Oleh karena itu, memperhatikan khutbah dengan serius adalah suatu kewajiban. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Jika engkau berkata kepada temanmu pada hari Jum’at, ‘Diamlah!’ sementara khatib sedang berkhutbah, maka sungguh engkau telah sia-sia (shalat Jum’atnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)
Diam di sini berarti benar-benar fokus, tidak berbicara, tidak bermain ponsel, bahkan tidak menjawab salam ketika khutbah berlangsung. Ini menunjukkan betapa khutbah memiliki nilai sakral dalam Islam.
6. Memperbanyak Doa di Hari Jum’at
Hari Jum’at memiliki satu waktu mustajab, di mana doa yang dipanjatkan tidak akan ditolak oleh Allah. Walaupun waktu tersebut tidak dijelaskan secara pasti, banyak ulama berpendapat bahwa itu berada di antara waktu setelah Ashar hingga Maghrib, atau saat khatib duduk di antara dua khutbah.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Di hari Jum’at terdapat satu waktu, apabila seorang Muslim berdoa pada waktu tersebut, maka pasti akan dikabulkan oleh Allah…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka perbanyaklah berdoa, memohon ampun, kebaikan dunia dan akhirat, dan rahmat bagi umat Islam seluruhnya.
Shalat Jum’at bukanlah rutinitas mingguan semata. Ia adalah momentum spiritual yang membawa banyak keutamaan, jika disertai dengan adab yang benar. Rasulullah ﷺ telah memberi teladan bagaimana cara menghadiri shalat Jum’at dengan penuh kehormatan dan kesadaran. Semoga kita termasuk orang-orang yang memuliakan hari Jum’at dan mendapatkan keberkahannya.
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang-orang yang berada di shaf pertama.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)