Makan adalah kebutuhan dasar manusia, namun dalam Islam, ia tidak dipandang sekadar pengisi perut. Rasulullah SAW mengajarkan bahwa makan adalah bagian dari ibadah — sarana untuk menjaga amanah tubuh, menumbuhkan syukur, dan memperkuat hubungan dengan Allah SWT.
Di tengah gaya hidup modern yang serba instan dan berlebihan, banyak orang lupa bahwa pola makan yang sehat dan penuh keberkahan pernah dicontohkan langsung oleh manusia terbaik sepanjang masa. Rasulullah SAW menjalani kehidupan dengan penuh kesederhanaan, termasuk dalam hal makan. Beliau tidak hanya mengatur apa yang dimakan, tetapi juga bagaimana dan untuk tujuan apa makanan itu dikonsumsi.
Melalui sunnah-sunnah beliau, kita belajar bahwa makan bisa menjadi sumber kesehatan sekaligus ladang pahala. Artikel ini mengajak kita menelusuri rahasia pola makan Rasulullah SAW — mulai dari jenis makanan yang beliau sukai, adab yang beliau ajarkan, hingga hikmah-hikmah yang tersimpan di balik setiap sunnahnya.
1. Makan dengan Niat dan Kesadaran
Semua amal tergantung pada niat. Termasuk dalam perkara makan. Rasulullah SAW mengajarkan untuk memulai makan dengan niat yang benar — bukan sekadar mengenyangkan perut, tetapi untuk mendapatkan energi agar bisa beribadah dan menjalankan amanah kehidupan.
Beliau juga selalu membaca basmalah sebelum makan. Ini bukan hanya sunnah, tetapi juga sebagai pengingat bahwa makanan yang kita santap adalah nikmat dari Allah SWT. Selain itu, Rasulullah mengajarkan untuk tidak mencela makanan — sebuah adab yang mengajarkan syukur atas segala rezeki.
2. Kesederhanaan dalam Porsi dan Jenis Makanan
Rasulullah SAW tidak pernah berlebihan dalam makan. Beliau bersabda:
“Tidak ada wadah yang lebih buruk yang diisi oleh manusia daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suapan yang menegakkan tulang punggungnya. Jika harus (makan lebih), maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Pola ini mengajarkan kontrol diri, menjauhi kerakusan, dan menjaga keseimbangan dalam tubuh. Di zaman sekarang, pesan ini sangat relevan mengingat tingginya angka obesitas dan penyakit akibat pola makan berlebih.
3. Makanan yang Rasulullah SAW Sering Konsumsi
Berikut beberapa makanan yang dikenal sering dikonsumsi Rasulullah SAW, yang tidak hanya sunnah, tapi juga terbukti secara ilmiah memiliki manfaat besar bagi kesehatan:
- Kurma: Rasulullah SAW sangat menyukai kurma, terutama saat sahur dan berbuka puasa. Kurma mengandung gula alami, serat, dan berbagai vitamin penting.
- Air Putih: Beliau meminum air secara perlahan dan tidak langsung banyak. Minum sambil duduk juga merupakan sunnah yang penuh hikmah.
- Madu: Dikenal sebagai penyembuh alami, madu dikonsumsi Rasulullah secara rutin. Dalam Al-Qur’an pun Allah menyebut madu sebagai obat bagi manusia (QS. An-Nahl: 69).
- Cuka (khal): Rasulullah menyebut cuka sebagai lauk yang baik. Saat ini, cuka apel dan cuka lainnya dikenal luas manfaatnya untuk kesehatan pencernaan.
- Zaitun: Baik buahnya maupun minyaknya sangat dianjurkan dalam Islam dan terbukti sangat menyehatkan bagi jantung dan sistem tubuh lainnya.
- Barley (jau) dan tharid (roti gandum yang dicelup dalam kuah): Makanan sederhana tapi kaya gizi yang sering dikonsumsi oleh Nabi.
4. Adab Makan Rasulullah SAW
Adab makan adalah cerminan dari akhlak yang luhur. Beberapa kebiasaan Rasulullah SAW saat makan yang patut kita teladani:
- Makan dengan tangan kanan
- Makan dari sisi yang dekat terlebih dahulu
- Makan bersama dan berbagi makanan
- Tidak bernafas dalam gelas saat minum
- Tidak mencela makanan
- Tidak makan sambil bersandar
Rasulullah bersabda:
“Aku tidak makan sambil bersandar.” (HR. Bukhari)
Adab-adab ini bukan hanya menunjukkan etika, tetapi juga berdampak langsung pada kesehatan tubuh dan keharmonisan sosial.
5. Puasa Sunnah sebagai Bagian dari Pola Makan
Rasulullah SAW tidak hanya mengajarkan bagaimana makan, tapi juga kapan untuk tidak makan. Beliau rutin berpuasa sunnah — Senin dan Kamis, Ayyamul Bidh, dan puasa-puasa lainnya. Puasa bukan hanya ibadah, tetapi juga detoksifikasi alami tubuh. Kini, dunia medis mengenal istilah “intermittent fasting” yang ternyata sesuai dengan pola yang telah dicontohkan Nabi 14 abad lalu.
6. Hikmah Spiritual dan Sosial
Mengikuti pola makan Rasulullah SAW tidak hanya membawa manfaat kesehatan, tetapi juga membentuk jiwa yang sederhana, penuh syukur, dan dekat dengan Allah. Ketika makan tidak menjadi ajang pamer kekayaan atau memanjakan nafsu, maka ia berubah menjadi sarana mendekat kepada Allah SWT.
Lebih dari itu, kesederhanaan dalam makanan juga menumbuhkan rasa empati terhadap orang miskin, serta menjauhkan kita dari tabiat konsumtif dan boros yang kian merajalela di zaman modern.
Menghidupkan Sunnah, Meraih Sehat dan Berkah
Menghidupkan sunnah Nabi dalam hal makanan bukanlah sesuatu yang sulit. Ia bisa dimulai dari hal-hal kecil: niat yang benar, membaca basmalah, makan secukupnya, dan memilih makanan yang disukai Rasulullah SAW. Pola makan beliau adalah warisan yang tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menghidupkan hati.
Mari kita belajar menjadikan makan sebagai ibadah, bukan semata aktivitas duniawi. Karena setiap suapan yang kita teladani dari Rasulullah SAW, insya Allah akan bernilai pahala dan membawa keberkahan dalam hidup kita.