Hidup selalu penuh rahasia. Ada bayi yang lahir dengan tawa dan kesehatan sempurna, ada pula yang sejak pertama kali membuka mata di dunia sudah harus menanggung beban ujian yang begitu berat. Dan di situlah kita belajar, bahwa setiap perjalanan manusia adalah bagian dari ketentuan Allah yang penuh hikmah.
Begitulah kisah Adik Chiara, seorang bayi mungil yang harus menghadapi cobaan di usianya yang masih sangat belia. Allah mengujinya dengan kondisi kesehatan yang tak ringan: down syndrome, kanker usus, telinga yang tidak dapat mendengar, hingga jantung yang bocor. Jika dipikirkan dengan akal manusia, terasa begitu berat—seolah terlalu besar untuk ditanggung oleh tubuh sekecil itu. Namun, justru dari sanalah kita melihat betapa Allah ingin menampakkan kekuatan-Nya, kasih sayang-Nya, dan cara-Nya mengajarkan kesabaran bagi orang-orang terdekatnya.
Ujian Bukanlah Hukuman
Sering kali kita memandang ujian sebagai hukuman. Padahal, Allah menegaskan dalam firman-Nya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (QS. Al-Baqarah: 286)
Ayat ini seolah hadir untuk menguatkan hati kedua orang tua Adik Chiara. Bahwa meski ujian terasa begitu berat, Allah sudah lebih dahulu menakar kemampuan mereka untuk menjalaninya. Tidak ada ujian yang sia-sia, tidak ada air mata yang tumpah tanpa makna. Setiap sakit, setiap rasa lelah, setiap detik yang penuh doa—semuanya sedang ditulis oleh malaikat sebagai amal kebaikan.
Sebuah Kepedulian Kecil, Bermakna Besar
Pada 11 September di Jababeka, kami berusaha hadir bukan hanya dengan simpati, tetapi juga dengan aksi nyata. Dukungan berupa perlengkapan kesehatan—pampers bayi, susu, dan kebutuhan lainnya—disampaikan untuk membantu meringankan beban keluarga. Mungkin tampak sederhana, namun bagi mereka yang sedang berjuang, itu adalah bentuk kasih yang menyalakan kembali semangat dan harapan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan berlemah lembut adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh tubuh ikut merasakan sakit dengan tidak bisa tidur dan demam.” (HR. Muslim)
Kita adalah satu tubuh dalam iman. Sakit yang dirasakan Adik Chiara menjadi panggilan bagi kita semua untuk peduli, untuk hadir, untuk berbagi. Karena di mata Allah, sekecil apa pun kebaikan, tetap memiliki nilai besar ketika dilakukan dengan ikhlas.
Anak-Anak Istimewa, Sumber Pahala Tak Terputus
Dalam banyak hadis, Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa anak-anak adalah karunia sekaligus amanah. Anak-anak yang lahir dengan keterbatasan, justru sering kali menjadi jalan pembuka pintu surga bagi orang tua yang merawatnya dengan sabar. Mereka adalah “pemberi syafaat” di hari kiamat, penolong yang akan menarik tangan kedua orang tuanya menuju surga karena kesabaran yang ditunjukkan di dunia.
Maka, keberadaan Adik Chiara bukanlah aib, bukan pula sekadar ujian, melainkan anugerah besar yang menyimpan pahala berlimpah. Setiap peluh orang tuanya, setiap kepedulian orang-orang di sekelilingnya, semuanya sedang ditabungi oleh Allah untuk diganti dengan kebaikan yang jauh lebih besar.
Menyalakan Harapan, Merawat Doa
Kita percaya, setiap ujian datang bersama harapan. Allah tidak pernah menutup pintu doa. Setiap tetes air mata yang jatuh dari orang tua Adik Chiara adalah doa yang menembus langit. Setiap bantuan kecil dari orang-orang yang peduli adalah bukti nyata bahwa kasih sayang Allah hadir melalui tangan-tangan manusia.
Semoga Allah memberi kekuatan kepada keluarga Adik Chiara, melapangkan hatinya, dan meneguhkan langkahnya. Semoga pula Adik Chiara tumbuh dalam kasih sayang Allah, menjadi ladang pahala tanpa henti bagi orang tuanya, serta menjadi saksi kebaikan bagi setiap orang yang ikut peduli.
Karena pada akhirnya, hidup bukan hanya tentang panjang usia atau sempurnanya raga. Hidup adalah tentang bagaimana kita belajar sabar, ikhlas, dan saling menolong. Dan kisah Adik Chiara adalah pengingat bagi kita semua, bahwa di balik ujian yang berat, selalu ada cahaya kasih sayang Allah yang menenangkan hati.