Tak Hanya Haji, Ini Amalan Dahsyat di Bulan Dzulhijjah

Setiap tahun, ketika bulan Dzulhijjah menjelang, perhatian umat Islam tertuju ke tanah suci Makkah. Ka’bah menjadi pusat dunia; jutaan muslim dari berbagai penjuru bumi datang memenuhi panggilan ilahi untuk menunaikan ibadah haji. Tangisan, doa, dan takbir menggema di Arafah, Mina, dan Masjidil Haram. Tak diragukan, ibadah haji adalah kemuliaan besar yang hanya dianugerahkan kepada mereka yang terpilih. Namun, apakah itu berarti mereka yang tidak berhaji kehilangan kesempatan meraih keutamaan Dzulhijjah?

 

Ternyata tidak. Islam, sebagai agama rahmat, memberikan celah kebaikan untuk semua. Di balik kemeriahan ibadah haji, ada amalan-amalan luar biasa yang bisa dikerjakan oleh siapa saja, di mana saja—dan justru menjadi amal paling dicintai oleh Allah dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Inilah musim emas yang tidak boleh dilewatkan, bahkan bagi mereka yang tidak mengenakan ihram.

 

Artikel ini mengajak kita menyelami kembali hakikat keutamaan Dzulhijjah, menyingkap ragam amalan yang penuh pahala, dan menghidupkan semangat beribadah di tengah kesibukan harian. Karena sesungguhnya, menjadi hamba yang dicintai Allah di bulan mulia ini bukan hanya soal pergi ke Makkah, tapi juga tentang kesungguhan hati dalam menyambutnya—dengan amal yang nyata dan niat yang tulus.

 

Dzulhijjah: Bulan Agung di Hadapan Allah

Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih waktu-waktu tertentu untuk dilipatgandakan pahala dan diturunkan rahmat-Nya. Bulan Dzulhijjah adalah salah satunya. Terutama sepuluh hari pertamanya, yang oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam disebut sebagai hari-hari terbaik sepanjang tahun.

 

Rasulullah bersabda:

“Tidak ada hari-hari di mana amal shalih lebih dicintai oleh Allah melebihi amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” (HR. Bukhari)

Maka jangan sampai kita hanya menjadi penonton musim kebaikan ini. Meski tidak berhaji, banyak amalan yang bisa dilakukan dan sangat besar nilainya di sisi Allah.

 

Amalan Dahsyat yang Bisa Dilakukan Semua Muslim

Berikut adalah amalan-amalan dahsyat yang sangat dianjurkan di bulan Dzulhijjah, khususnya sepuluh hari pertamanya:

 

1. Puasa Sunnah, Khususnya Puasa Arafah

Berpuasa di sembilan hari pertama Dzulhijjah adalah sunnah yang sangat dianjurkan. Secara khusus, puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah memiliki keutamaan luar biasa.

 

Rasulullah bersabda:

“Puasa Arafah, aku berharap kepada Allah agar ia menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Ini adalah peluang langka. Satu hari puasa, dua tahun pengampunan. Tak ada ruginya kita niatkan untuk melaksanakan puasa ini dengan penuh semangat.

 

2. Takbir, Tahlil, dan Tahmid

Sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak dzikir, khususnya takbir (Allahu Akbar), tahlil (La ilaha illallah), dan tahmid (Alhamdulillah). Ini dilakukan sejak tanggal 1 hingga 13 Dzulhijjah.

 

Ibnu Umar dan Abu Hurairah bahkan keluar ke pasar untuk bertakbir dengan suara lantang, agar orang lain pun ikut bertakbir.

 

3. Sedekah dan Amal Sosial

Dzulhijjah adalah waktu terbaik untuk meningkatkan amal sosial: bersedekah kepada yang membutuhkan, membantu sesama, dan membagi kebahagiaan. Sedekah di waktu mulia ini bernilai jauh lebih besar karena dilakukan di saat yang dicintai Allah.

 

4. Membaca Al-Qur’an dan Memperbanyak Doa

Membaca Al-Qur’an adalah amalan yang tak pernah lekang keutamaannya, apalagi di hari-hari yang utama. Setiap huruf yang dibaca bernilai sepuluh kebaikan, dan bisa jadi lebih besar lagi jika dilakukan di bulan Dzulhijjah. Jangan lupa pula memperbanyak doa, karena waktu-waktu utama adalah momen mustajab bagi doa-doa tulus yang dipanjatkan.

 

5. Bertaubat dan Muhasabah Diri

Sepuluh hari pertama Dzulhijjah adalah saat terbaik untuk memperbarui taubat. Kita gunakan waktu ini untuk membersihkan hati, menyesali dosa, dan berjanji memperbaiki diri. Allah Maha Pengampun, dan Dia mencintai hamba yang kembali kepada-Nya.

 

6. Berkurban

Bagi yang memiliki kemampuan, menyembelih hewan kurban adalah sunnah muakkadah (sangat dianjurkan) pada tanggal 10 hingga 13 Dzulhijjah. Ibadah ini bukan sekadar menyembelih hewan, tapi bentuk nyata ketaatan, pengorbanan, dan kepedulian sosial.

Allah berfirman:

“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya…” (QS. Al-Hajj: 37)

 

7. Menjaga Shalat Fardhu dan Sunnah

Bulan Dzulhijjah adalah momen untuk memperkuat komitmen terhadap ibadah wajib, terutama shalat lima waktu. Jangan sampai karena sibuk rutinitas, kita lalai dalam melaksanakan shalat tepat waktu. Tambahkan juga shalat sunnah seperti dhuha, rawatib, dan tahajud.

 

Jangan Jadi Penonton di Bulan Mulia

Mungkin kita bukan jemaah haji tahun ini. Tapi bukan berarti kita tak punya bagian di bulan Dzulhijjah. Allah membukakan pintu amal untuk siapa pun yang mau melangkah. Bulan ini adalah medan perlombaan dalam kebaikan. Maka jangan biarkan hanya mereka yang di Makkah yang meraih keutamaan, sementara kita hanya menjadi penonton dari kejauhan.

 

Marilah kita bangkit, niatkan untuk menjadi hamba Allah yang aktif menyambut karunia Dzulhijjah. Bukan dengan menunggu kesempatan berhaji, tetapi dengan memanfaatkan waktu, tenaga, dan iman yang kita miliki—sekarang juga.

 

Mari sempurnakan amalan Dzulhijjah kita dengan berkurban bersama Langkah Amanah—lembaga terpercaya yang amanah dalam menyalurkan qurban kepada mereka yang benar-benar membutuhkan. Ringankan langkah, kuatkan niat, dan jadikan ibadah qurban tahun ini lebih bermakna.